(Beritadaerah-Kolom) Kopi sebagai minuman pokok bagi miliaran orang di seluruh dunia. Siapa yang tidak kenal dengan minuman ini. Dari usia muda sampai tua menyukai minuman kopi. Tren konsumsi kopi dunia saat ini menunjukkan peningkatan yang signifikan, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Peningkatan konsumsi kopi dunia pastinya memberikan kabar baik bagi Indonesia yang merupakan negara penghasil kopi dunia.
Produksi Kopi Indonesia
Seberapa besar produksi kopi Indonesia dan provinsi mana yang memiliki lahan produksi yang luas. Semua ini akan tertuang dalam laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan November 2024, yang merilis data statistik kopi Indonesia pada tahun 2023. Dari data tersebut, luas lahan perkebunan kopi di Indonesia meningkat pada tahun 2023 mencapai 1.266.848 Hektar (ha) dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar 1.265.930 ha. Jumlah peningkatan luas lahan tahun 2023 sebesar 0,05 persen atau 918 Ha dibanding tahun 2022.
Sementara itu, produksi kopi Indonesia dari tahun 2021 sampai dengan 2023 mengalami penurunan. Tahun 2021 produksi kopi mencapai 786.191 ton dan tahun 2022 produksi kopi mengalami penurunan sebesar 11.230 ton atau 1,43 persen menjadi 774.961 ton. Tahun 2023 produksi kopi 758.725 ton, mengalami penurunan sebesar 16.236 ton atau turun sebesar 2,10 persen.
Dari data BPS tersebut, berikut ini ada 10 provinsi yang memiliki produksi kopi terbesar pada tahun 2023, yang pertama adalah Sumatera Selatan dengan jumlah produksi sebesar 208.043 ton, kedua yakni Lampung dengan jumlah produksi sebesar 113.739 ton, ketiga yakni Sumatera Utara dengan jumlah produksi sebesar 86.476 ton dan keempat adalah Aceh dengan jumlah produksi sebesar 70.352 ton
Sedangkan posisi kelima yakni Bengkulu dengan jumlah produksi sebesar 59.857 ton, keenam yakni Jawa Timur dengan jumlah produksi sebesar 47.994 ton, ketujuh yakni Sulawesi Selatan dengan jumlah produksi sebesar 30.148 ton.
Di posisi kedelapan yakni Jawa Tengah dengan jumlah produksi sebesar 25.972 ton, untuk posisi kesembilan yakni Jawa Nusa Tenggara Timur dengan jumlah produksi sebesar 25.637 ton, dan terakhir posisi kesepuluh yakni Jawa Barat dengan jumlah produksi sebesar 23.618 ton.
Peta Produksi Kopi Dunia
Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan permintaan terhadap kopi seiring meningkatnya konsumsi di Tiongkok. Namun, permintaan tersebut tak diimbangi tingkat produksi, dampak perubahan iklim dengan adanya kekeringan ekstrim dan suhu tinggi di Brasil. Hal ini menjadi pemicu kenaikan kopi dunia dan mencapai rekor tertinggi pada akhir November 2024. Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) dalam laporannya mengenai Pasar dan Perdagangan Kopi Dunia yang dikeluarkan pada Desember 2024 menyampaikan data bahwa konsumsi kopi Tiongkok melonjak hampir 150 persen dalam 10 tahun terakhir dan diperkirakan akan mencapai 6,3 juta kantong (60 kilogram) pada tahun 2024/25.
Produksi kopi dalam negeri Tiongkok sendiri hanya sekitar 2 juta, berarti ada kekurangan pasokan kopi dalam periode tersebut. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, maka Tiongkok melakukan impor dan terjadi peningkatan impor setiap tahunnya. Seperti kita ketahui teh tetap menjadi minuman utama bagi masyarakat Tiongkok, tetapi konsumsi minum kopi menjadi lebih populer, terutama di kalangan profesional muda di daerah perkotaan yang semakin sering membeli kopi di luar rumah.
USDA dalam laporan produksi kopi dunia untuk tahun pemasaran 2023/2024, mencapai 168 juta (60 kilogram per kantong). Negara Brazil menduduki peringkat pertama produksi kopi dengan 66,3 juta atau 39% dari total produksi dunia, Vietnam menduduki peringkat kedua dengan 27,5 juta atau 16% dari total produksi dunia. Peringkat ketiga yakni Kolombia dengan 12,76 juta atau 8% dari total produksi dunia. Untuk peringkat empat yakni Ethiopia dengan 8,6 juta atau 5% dari total produksi dunia. Indonesia menduduki peringkat lima negara produksi kopi dunia dengan 8.15 juta atau 5% dari total produksi dunia. Selanjutnya ada negara Uganda, India, Honduras, Peru dan Mexico.
USDA juga memperkirakan produksi kopi dunia pada tahun 2024/25 adalah diperkirakan 6,9 juta kantong lebih tinggi dari tahun sebelumnya 168 juta menjadi 174,9 juta karena terutama karena kenaikan produksi di Vietnam dan Indonesia.
Sementara itu untuk konsumsi global diperkirakan naik 5,1 juta kantong menjadi 168,1 juta, dengan kenaikan terbesar di kawasan Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Tiongkok. USDA memperkirakan produksi kopi Brazil untuk tahun pemasaran 2024/2025 akan mencapai 66,4 juta (60 kilogram per kantong). Terdiri dari 45,4 juta kantong arabika dan 21 juta kantong kopi arabika. Selain itu Vietnam produksi diperkirakan kembali naik 2,6 juta kantong menjadi 30,1 juta kantong. Produksi kopi Arabika Kolombia juga diperkirakan naik 100.000 karung menjadi 12,9 juta karung karena kondisi pertumbuhan yang baik dan peningkatan hasil panen.
Sejarah Kopi di Indonesia
Sekilas informasi sejarah kopi yang ada di Indonesia. Pada abad ke-17, kopi pertama kali diperkenalkan ke Indonesia oleh Belanda. Pada tahun 1696, Belanda membawa biji kopi dari Arab ke pulau Jawa sebagai bagian dari upaya untuk menghasilkan kopi secara komersial. Selanjutnya pada Abad ke-18, Belanda mulai mendirikan kebun kopi di berbagai daerah, terutama di Jawa. Kebun-kebun ini menjadi salah satu sumber utama kopi di dunia dan mengubah perekonomian lokal. Jenis kopi yang paling terkenal dari Indonesia pada masa itu adalah kopi Jawa, yang dikenal karena memiliki cita rasanya yang unik. Selain Arabika, jenis kopi Robusta juga mulai ditanam di daerah seperti Sumatera dan Jawa.