Ekonomi

Meraih Asa Ekonomi Indonesia 2025

(Beritadaerah-Kolom) Indonesia menghadapi berbagai tantangan ekonomi, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Kebijakan ekonomi negara lain seperti Amerika Serikat, perang dagang antara AS dan China, serta perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) turut berpengaruh terhadap ekonomi kita. Selain itu, di dalam negeri, pemerintah juga menghadapi masalah seperti defisit anggaran negara, rendahnya pendapatan pajak, serta sulitnya menarik investasi asing. Kondisi ini memerlukan perhatian serius karena ekonomi global semakin kompetitif, dan negara-negara lain juga berlomba-lomba untuk menarik investasi demi pertumbuhan yang lebih pesat.

Namun, di balik tantangan ini, Indonesia juga memiliki peluang besar untuk tumbuh. Dengan reformasi kebijakan yang tepat, peningkatan keterampilan tenaga kerja, serta penggunaan teknologi yang lebih baik, ekonomi Indonesia bisa menjadi lebih kuat dan stabil. Pemerintah harus berani mengambil langkah-langkah yang lebih progresif untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Artikel ini akan membahas secara sederhana apa saja tantangan dan peluang ekonomi Indonesia saat ini, serta bagaimana berbagai kebijakan bisa diterapkan untuk mendukung perekonomian nasional.

Amerika Serikat adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Keputusan ekonomi mereka bisa berdampak besar ke banyak negara, termasuk Indonesia. Saat suku bunga di AS naik, banyak investor lebih memilih menyimpan uangnya di sana daripada di negara berkembang seperti Indonesia. Akibatnya, nilai tukar rupiah bisa melemah. Selain itu, kebijakan AS yang melindungi industrinya sendiri juga membuat ekspor Indonesia ke AS semakin sulit. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan Indonesia kehilangan pasar dan mengalami penurunan pendapatan.

Selain itu, perang dagang antara AS dan China membuat banyak perusahaan mencari tempat baru untuk berbisnis. Beberapa negara seperti Vietnam berhasil menarik banyak perusahaan besar, tapi Indonesia masih menghadapi hambatan seperti birokrasi yang rumit dan peraturan yang sering berubah. Dengan kata lain, meskipun Indonesia memiliki sumber daya dan tenaga kerja yang melimpah, tetap ada banyak tantangan yang harus diatasi agar dapat bersaing dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Pemerintah Indonesia mendapatkan uang dari pajak yang dibayar masyarakat dan perusahaan. Sayangnya, jumlah pajak yang masuk masih rendah dibandingkan dengan negara lain. Saat ini, rasio pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya sekitar 10-11%, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga di ASEAN. Karena pendapatan pajak yang rendah, pemerintah harus berutang untuk membiayai pembangunan. Saat ini, pembayaran bunga utang negara sudah mencapai Rp800 triliun per tahun. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka anggaran negara akan semakin terbebani. Beban utang yang besar juga bisa mengurangi fleksibilitas pemerintah dalam membiayai program sosial dan pembangunan infrastruktur.

Pemerintah sudah mencoba memperbaiki situasi ini dengan sistem pajak yang lebih modern dan berbasis digital, tetapi masih ada banyak tantangan seperti rendahnya kepatuhan pajak dan penghindaran pajak oleh beberapa perusahaan besar. Banyak perusahaan besar dunia sedang mencari negara baru untuk memindahkan pabrik mereka dari China akibat perang dagang dengan AS. Ini seharusnya menjadi peluang bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi dan membuka lapangan kerja baru. Namun, tanpa perbaikan signifikan dalam perizinan, regulasi, dan kepastian hukum, peluang ini bisa saja terlewat begitu saja.

Sayangnya, Indonesia belum menjadi pilihan utama bagi investor asing karena berbagai kendala seperti perizinan yang rumit, biaya logistik yang mahal, serta ketidakpastian hukum. Sementara itu, Vietnam berhasil menarik banyak perusahaan besar seperti Apple dan Samsung karena regulasinya lebih ramah investasi. Jika Indonesia ingin bersaing, maka reformasi birokrasi sangat diperlukan agar investasi lebih mudah masuk dan memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi. Reformasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari perbaikan prosedur perizinan, transparansi kebijakan, hingga peningkatan kualitas infrastruktur pendukung investasi.

Kelas menengah di Indonesia semakin bertambah dalam 10 tahun terakhir, tetapi pertumbuhannya melambat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2003, kelas menengah hanya sekitar 5% dari populasi, meningkat menjadi 18% pada 2014, tetapi turun lagi menjadi 17% pada 2023. Masalah utama adalah pendapatan kelas menengah yang tidak meningkat secepat kelompok kaya. Hal ini menyebabkan daya beli mereka menurun, yang bisa berdampak buruk pada perekonomian secara keseluruhan. Konsumsi masyarakat adalah salah satu penggerak utama ekonomi, jadi jika kelas menengah tidak mampu belanja lebih banyak, pertumbuhan ekonomi bisa melambat. Selain itu, menurunnya daya beli bisa menyebabkan penurunan aktivitas bisnis dan investasi domestik.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu memberikan lebih banyak dukungan kepada sektor usaha kecil dan menengah, serta memastikan harga kebutuhan pokok tetap stabil agar daya beli masyarakat tetap kuat. Salah satu cara untuk meningkatkan penerimaan negara adalah dengan meningkatkan efisiensi sistem pajak. Saat ini, pemerintah sedang berusaha menerapkan sistem pajak digital untuk memastikan semua transaksi bisa terpantau dengan baik. Dengan teknologi ini, diharapkan tidak ada lagi perusahaan atau individu yang menghindari kewajiban pajaknya. Selain meningkatkan transparansi perpajakan, sistem digital juga bisa membantu dalam mendeteksi potensi kebocoran pajak yang selama ini sulit terdeteksi.

Namun, masih banyak tantangan dalam penerapan pajak digital, seperti kurangnya kesadaran masyarakat dan lemahnya integrasi data dengan perbankan serta lembaga keuangan lainnya. Pemerintah harus bekerja lebih keras untuk memastikan sistem ini berjalan dengan baik agar penerimaan negara meningkat tanpa harus menaikkan tarif pajak. Jika sistem pajak yang lebih baik bisa diterapkan, pemerintah akan memiliki lebih banyak dana untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Kemajuan teknologi seperti AI membawa banyak perubahan dalam dunia kerja. Banyak pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia kini bisa digantikan oleh mesin atau perangkat lunak pintar. Hal ini paling banyak terjadi di sektor perkantoran seperti layanan pelanggan dan administrasi. Jika tidak dipersiapkan dengan baik, banyak pekerja di Indonesia bisa kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi ini. Oleh karena itu, pemerintah dan perusahaan harus mulai berinvestasi dalam pelatihan keterampilan baru agar tenaga kerja Indonesia bisa bersaing di era digital. Pendidikan dan pelatihan yang lebih adaptif terhadap perubahan teknologi menjadi kunci dalam memastikan bahwa masyarakat tidak tertinggal dalam persaingan global.

Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah insentif pajak bagi perusahaan yang memberikan pelatihan bagi karyawannya. Dengan demikian, pekerja bisa terus mengembangkan keterampilan mereka dan tetap memiliki pekerjaan di masa depan. Jika tenaga kerja Indonesia memiliki keterampilan yang lebih baik, maka industri nasional juga bisa lebih produktif dan kompetitif di pasar global.

Dalam dunia yang semakin multipolar, Indonesia harus bisa memainkan peran strategis dalam hubungan internasional. Saat ini, banyak negara sedang berebut pengaruh, termasuk AS dan China. Indonesia bisa memanfaatkan posisi ini dengan membangun hubungan yang seimbang dengan kedua negara dan memperkuat partisipasi dalam organisasi ekonomi global seperti BRICS dan OECD. Selain itu, Indonesia juga harus meningkatkan daya saing ekonominya agar lebih menarik bagi investor asing. Saat ini, jumlah investasi asing yang masuk ke Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Vietnam. Untuk mengatasi ini, pemerintah harus memperbaiki sistem hukum dan birokrasi agar lebih efisien dan transparan.

Ekonomi Indonesia menghadapi banyak tantangan, tetapi juga memiliki peluang besar untuk tumbuh. Beberapa langkah yang harus segera diambil meliputi reformasi pajak, penyederhanaan perizinan untuk menarik investasi, serta pelatihan tenaga kerja agar bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dengan kebijakan yang tepat dan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, serta masyarakat, Indonesia bisa mengatasi hambatan yang ada dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan. Untuk mencapai itu, semua pihak harus berperan aktif dalam mendukung kebijakan yang mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.