(Beritadaerah-Kolom) Lombok, khususnya Kota Mataram, semakin menarik perhatian investor dalam dan luar negeri sebagai destinasi investasi potensial. Dengan infrastruktur yang berkembang pesat, dukungan pemerintah daerah, serta pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, kedua wilayah ini menawarkan peluang besar di berbagai sektor. Pada triwulan ketiga tahun 2024, realisasi investasi di Mataram mencapai Rp1,3 triliun dan diproyeksikan melampaui target tahunan. Bahkan, pada akhir 2024, total investasi di kota ini mencapai Rp 1,8 triliun.
Sektor-Sektor Potensial untuk Investasi
1. Pariwisata dan Perhotelan
Dengan statusnya sebagai destinasi wisata unggulan, Lombok menawarkan peluang besar di sektor perhotelan, restoran, dan layanan wisata. Infrastruktur yang terus berkembang, termasuk aksesibilitas bandara dan jalan raya, semakin memperkuat daya tarik investasi di sektor ini.
Industri pariwisata dan perhotelan di Lombok, khususnya di Mataram, terus berkembang pesat seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara. Sejumlah faktor seperti promosi wisata, penyelenggaraan acara internasional seperti MotoGP, serta dukungan pemerintah dalam membangun infrastruktur dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor ini.
Pada tahun 2024, pemerintah NTB menargetkan kunjungan wisatawan mencapai 2,5 juta orang. Salah satu daya tarik utama adalah event MotoGP di Sirkuit Mandalika, yang tidak hanya meningkatkan jumlah pengunjung tetapi juga memicu pertumbuhan bisnis perhotelan dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di sekitar destinasi wisata.
Pemerintah dan pelaku industri pariwisata terus berupaya mengembangkan konsep ekowisata, dengan memanfaatkan keindahan alam Lombok serta mengedepankan keberlanjutan lingkungan. Beberapa desa wisata seperti Desa Buwun Sejati, Senggigi, dan Meninting mendapat perhatian khusus dalam program “Sadar Wisata 5.0” yang bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat setempat sebagai tuan rumah wisata yang ramah dan professional.
Industri perhotelan di Lombok mengalami pemulihan yang signifikan pasca-pandemi. Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), tingkat hunian hotel di Indonesia, termasuk Lombok, diprediksi kembali mencapai angka di atas 65% pada tahun 2024-2025.
2. Perdagangan dan Jasa
Sebagai pusat ekonomi NTB, Mataram memiliki sektor perdagangan yang kuat, dengan kontribusi besar terhadap total investasi. Investor dapat mempertimbangkan bisnis ritel, logistik, dan e-commerce yang semakin berkembang di wilayah ini. Hal ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi daerah, peningkatan infrastruktur, serta adopsi teknologi digital yang semakin luas.
a. Perkembangan Bisnis Ritel di Lombok Mataram
Bisnis ritel di Lombok mengalami peningkatan signifikan dengan berkembangnya pusat perbelanjaan modern seperti mal dan minimarket. Fenomena ini didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat serta pertumbuhan sektor pariwisata yang menarik banyak wisatawan domestik maupun mancanegara.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis ritel di Lombok:
• Pertumbuhan Pariwisata: Wisatawan yang datang ke Lombok mendorong permintaan produk lokal dan barang konsumsi cepat (FMCG).
• Urbanisasi dan Perubahan Gaya Hidup: Masyarakat Lombok, terutama di Mataram, mulai beralih ke pola belanja modern di ritel modern dan e-commerce.
• Investasi dalam Infrastruktur: Pembangunan jalan dan fasilitas publik mempercepat distribusi barang ke daerah-daerah di Lombok.
b. Pertumbuhan Logistik yang Pesat
Sektor logistik di Lombok Mataram mengalami perkembangan yang signifikan, terutama akibat meningkatnya kebutuhan pengiriman barang akibat lonjakan aktivitas e-commerce. Beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan logistik di Lombok antara lain:
• Peningkatan Jaringan Transportasi: Investasi dalam infrastruktur seperti pelabuhan dan jalan raya mempercepat distribusi barang, tidak hanya di Pulau Lombok tetapi juga ke daerah sekitarnya.
• Pertumbuhan E-Commerce: Meningkatnya belanja online membutuhkan sistem logistik yang lebih efisien, termasuk layanan pengiriman last-mile delivery.
• Digitalisasi dalam Logistik: Banyak perusahaan mulai menerapkan teknologi seperti pelacakan real-time dan otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi layanan pengiriman.
Berdasarkan data Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), nilai pasar logistik nasional diperkirakan mencapai USD 131,2 miliar pada 2025, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 6-8%. Hal ini juga akan berdampak pada perkembangan logistik di Lombok.
c. Perkembangan E-Commerce di Lombok Mataram
E-commerce di Lombok mengalami pertumbuhan pesat berkat akses internet yang semakin luas dan meningkatnya adopsi pembayaran digital. Beberapa tren utama yang mendorong pertumbuhan e-commerce di wilayah ini meliputi:
• Meningkatnya Penggunaan Smartphone: Banyak masyarakat Lombok, terutama generasi muda, mulai beralih ke platform belanja online seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada.
• Dukungan Logistik yang Lebih Baik: Kehadiran layanan logistik yang lebih efisien memungkinkan pengiriman barang lebih cepat ke wilayah-wilayah terpencil.
• Peluang bagi UMKM Lokal: Banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Lombok mulai beralih ke e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Dengan tren ini, bisnis ritel, logistik, dan e-commerce di Lombok diprediksi akan terus berkembang, didorong oleh infrastruktur yang semakin baik dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap digitalisasi ekonomi.
3. Industri Makanan dan Manufaktur
Sektor industri makanan di Lombok terus berkembang, terutama dalam pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Produk-produk seperti mutiara, rumput laut, dan hasil laut lainnya memiliki daya saing di pasar ekspor . Industri makanan dan manufaktur di Lombok, khususnya di Mataram, terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Sektor ini didorong oleh perkembangan pariwisata, pertumbuhan ekonomi daerah, dan meningkatnya permintaan terhadap produk lokal maupun nasional.
Industri Makanan dan Minuman (Mamin)
Industri makanan dan minuman (mamin) di Indonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,5%-6% pada tahun 2024-2025. Sektor ini mendapat dorongan dari peningkatan konsumsi masyarakat dan potensi ekspor yang masih terbuka luas. Di Lombok, sektor mamin sangat erat kaitannya dengan industri pariwisata yang berkembang pesat, terutama dalam penyediaan makanan khas daerah dan produk olahan laut.
Namun, ada tantangan yang perlu diatasi, seperti ketidakpastian regulasi terkait penggunaan bahan baku dan kebijakan pajak yang dapat mempengaruhi harga jual produk. Selain itu, keterbatasan akses terhadap bahan baku seperti susu segar dan ketergantungan pada impor masih menjadi kendala utama bagi industri mamin
Industri Manufaktur
Sektor manufaktur nasional diprediksi tumbuh sekitar 5,8% pada tahun 2024, meskipun masih menghadapi tantangan seperti kenaikan biaya produksi dan ketidakpastian kebijakan fiskal. Di Lombok, industri manufaktur berfokus pada produk-produk berbasis pertanian dan perikanan, termasuk pengolahan kopi, cokelat, dan makanan olahan khas daerah.
Pemerintah daerah dan pelaku industri mulai menerapkan digitalisasi dalam proses manufaktur untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Teknologi seperti Manufacturing Execution Systems (MES) dan Industrial IoT menjadi kunci dalam transformasi sektor ini. Namun, infrastruktur serta keterampilan tenaga kerja masih perlu ditingkatkan agar industri manufaktur di Lombok bisa lebih kompetitif.
4. Transportasi dan Logistik
Dengan meningkatnya mobilitas dan perdagangan di NTB, sektor transportasi dan logistik menjadi sektor strategis. Investasi dalam gudang, distribusi, dan ekspedisi berpotensi memberikan keuntungan yang menjanjikan. Sektor transportasi dan logistik di Lombok, khususnya di Mataram, mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan investasi di bidang pergudangan, distribusi, serta ekspedisi. Beberapa faktor utama yang mendorong perkembangan ini adalah peningkatan infrastruktur, pertumbuhan e-commerce, serta kebutuhan akan solusi rantai pasokan yang lebih efisien.
Investasi dalam Gudang dan Distribusi
Investasi dalam fasilitas pergudangan modern terus meningkat, didorong oleh pertumbuhan e-commerce dan sektor manufaktur. Perusahaan logistik mulai beralih ke gudang pintar (smart warehouse) dengan teknologi otomatisasi dan AI untuk meningkatkan efisiensi operasional. Salah satu tren yang berkembang adalah cold storage, yang semakin dibutuhkan untuk menyimpan produk makanan, farmasi, dan bahan-bahan sensitif suhu lainnya.
Peran Moda Transportasi dalam Ekspansi Logistik
Mataram sebagai pusat ekonomi di NTB memiliki peran strategis dalam rantai pasokan regional. Transportasi laut dan udara menjadi andalan untuk distribusi barang, terutama karena keterbatasan jalur darat menuju pulau-pulau lain di sekitar Lombok. Moda transportasi darat juga mengalami peningkatan dengan semakin banyaknya perusahaan ekspedisi yang membuka cabang di daerah ini.
Pertumbuhan E-commerce dan Dampaknya terhadap Logistik
Pertumbuhan e-commerce di Indonesia, termasuk di Lombok, meningkatkan kebutuhan akan jasa logistik yang lebih cepat dan andal. Perusahaan seperti J&T, JNE, dan SiCepat memperluas jaringan mereka di Lombok untuk mendukung pengiriman barang dari dan ke berbagai wilayah. Hal ini juga berdampak pada meningkatnya investasi dalam pusat distribusi dan fulfillment center.
Dukungan Pemerintah dan Prospek Investasi
Pemerintah NTB menargetkan investasi sebesar Rp100 triliun dalam lima tahun ke depan, dengan fokus pada penyederhanaan regulasi dan peningkatan infrastruktur. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) NTB juga aktif dalam menarik investor, baik dari dalam maupun luar negeri
Dengan kondisi ekonomi yang terus tumbuh dan komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, Lombok dan Mataram menjadi wilayah yang sangat prospektif bagi para investor di berbagai sektor.