(Beritadaerah – Sukoharjo) Dalam upaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan juga menjaga keberlangsungan lingkungan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) meluncurkan Pupuk Hayati Multiguna Provibio Botani di Desa Kragilan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (15/5). Dalam peluncuran ini, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani bertekad mempertahankan surplus beras dengan berkolaborasi antar stakeholder untuk berkomitmen, bersinergi agar kedaulatan pangan dapat tercapai.
Dalam sambutannya, Etik Suryani mengatakan, pupuk hayati merupakan salah satu pupuk alternatif untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian, yang ramah lingkungan. Peluncuran pupuk ini diharap mampu mengubah pola pikir petani yang sampai saat ini masih sangat bergantung kepada pupuk kimia sehingga pembangunan pertanian berwawasan lingkungan dapat diwujudkan di Kabupaten Sukoharjo.
Kabupaten Sukoharjo merupakan lumbung padi di Jawa Tengah. Keberhasilan Kabupaten Sukoharjo dalam mempertahankan surplus beras ini tentunya karena didukung oleh semua pihak, baik petani, petugas maupun stakeholder baik pemerintah maupun swasta dalam mengadopsi inovasi teknologi baru di Bidang Pertanian sehingga masih mampu berkontribusi dalam penyediaan pangan di Jawa Tengah, jelas Etik Suryani.
“Agar surplus beras Kabupaten Sukoharjo dapat kita dipertahankan, kuncinya adalah kolaborasi antarstakeholder agar semua mempunya komitmen bersinergi agar kedaulatan pangan dapat tercapai. Swasembada pangan tidak bisa hanya dibebankan kepada petani, namun pemerintah, swasta, akademisi bahkan media massa ikut andil dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Sukoharjo,” terangnya.
Menurutnya, semakin meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan pangan juga semakin meningkat. Tantangan tersebut ditambah dengan keterbatasan lahan pertanian dan ancaman anomali iklim. Untuk itu harus dicari inovasi agar produksi pangan terus meningkat dan surplus beras dapat dipertahankan.
“Jumlah penduduk di Sukoharjo yang mempunyai mata pencaharian sebagai petani hanya 4,8% dari jumlah penduduk di Kabupaten Sukoharjo. Dengan persentase jumlah petani ini tentunya bukan hal yang mudah untuk tetap mempertahankan surplus beras di Kabupaten Sukoharjo,” ujar bupati.
Bupati melanjutkan, dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan keterbatasan alokasi pupuk bersubsidi saat ini, diharapkan pihak swasta dan akademisi ikut membantu memberikan solusi bagi petani di Kabupaten Sukoharjo dalam usaha budidaya. Sehingga, tidak hanya tercapai peningkatan produksi padi namun juga dapat terwujud peningkatan kesejahteraan petani.
Terakhir, Bupati Sukoharjo juga menyampaikan melalui sinergitas partisipasi swasta dan akademisi dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, saya berharap adanya inovasi dalam penyediaan benih varietas unggul baru yang tangguh dalam menghadapi dampak perubahan iklim maupun serangan hama penyakit tanaman serta mampu memberikan produktivitas yang tinggi.