(Beritadaerah-Jakarta) Pemerintah terus mengupayakan penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) melalui langkah strategis yang digagas oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). Langkah ini menjadi bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi pangan dunia dan mencapai target Indonesia Emas 2045.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa pengelolaan cadangan pangan yang memadai adalah kunci menghadapi tantangan global, mulai dari perubahan iklim hingga fluktuasi harga pangan. “Dengan stok yang kuat, kita bisa menjaga stabilitas pasokan, melindungi konsumen dari kenaikan harga, dan memastikan kedaulatan pangan nasional,” ujar Arief dalam pernyataannya, Selasa (3/12/2024).
Langkah-langkah strategis yang telah dilakukan Bapanas meliputi:
1. **Pembangunan Infrastruktur Logistik**: Penyediaan fasilitas rantai dingin (cold chain) untuk menjamin kelancaran distribusi.
2. **Kolaborasi dengan BUMN dan Sektor Swasta**: Pengadaan pangan pokok melalui kerja sama strategis.
3. **Optimalisasi Penyerapan Hasil Panen**: Fokus pada pembelian hasil panen domestik untuk mendukung produksi lokal.
Selain itu, diversifikasi pangan lokal seperti sagu, singkong, dan umbi-umbian juga terus digalakkan untuk mengurangi ketergantungan pada beras. Program nasional *Stop Boros Pangan* pun semakin gencar disosialisasikan guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan pangan secara bijak.
Dalam rapat kabinet terbaru, Presiden Prabowo mengapresiasi kerja keras semua pihak. Ia optimistis Indonesia tidak lagi memerlukan impor beras pada 2025. “Dengan dukungan yang konsisten, kita bisa mencapai swasembada dan menjadikan pangan sebagai salah satu kekuatan ekonomi bangsa,” tegasnya.
Hingga kini, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) telah mendekati 2 juta ton, dengan harga-harga bahan pokok relatif stabil. Pemerintah juga berkomitmen memperkuat pasokan dari produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
Dengan upaya ini, Indonesia diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan nasional, tetapi juga mampu menjadi eksportir komoditas strategis di masa depan, memperkuat posisi sebagai negara dengan ketahanan pangan yang kokoh dan berdaulat.