(Beritadaerah-Jakarta) Pemerintah terus memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika global dengan mendorong sektor manufaktur dan menjaga stabilitas inflasi. Indeks PMI Manufaktur Indonesia tercatat naik ke level 53,6 pada Februari 2025, menjadi yang tertinggi dalam 11 bulan terakhir. Dengan capaian ini, Indonesia menempati posisi tertinggi kedua di Asia setelah India, didorong oleh meningkatnya pesanan baru serta pertumbuhan produksi yang pesat.
“Meskipun ketidakpastian global dan tantangan geopolitik masih berlangsung, capaian ini memberikan optimisme bagi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, dalam keterangan resminya (3/3).
Di sisi lain, konsumsi domestik tetap terjaga dengan baik. Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) mencapai 127,2 pada Januari 2025, sementara Indeks Penjualan Ritel (IPR) tumbuh sebesar 0,4% pada periode yang sama. Hal ini mengindikasikan daya beli masyarakat yang tetap kuat, sehingga konsumsi domestik terus menjadi pendorong utama dalam menjaga stabilitas harga dan kepercayaan konsumen.
Inflasi pun berhasil dikendalikan, bahkan mencatat deflasi sebesar 0,09% (yoy) pada Februari 2025. Salah satu faktor utama yang berkontribusi adalah kebijakan diskon tarif listrik 50% yang telah diterapkan sejak Januari sebagai bagian dari paket stimulus ekonomi untuk menopang daya beli masyarakat.
“Program diskon tarif listrik akan memberikan efek positif terhadap angka inflasi dalam beberapa bulan mendatang,” jelas Febrio.
Menjelang Ramadan, pemerintah juga terus berupaya menjaga kestabilan harga pangan melalui berbagai kebijakan strategis, seperti operasi pasar, gerakan pasar murah, serta pengawasan distribusi yang lebih ketat. Selain itu, dengan memasuki masa panen raya padi, pemerintah memastikan harga gabah tetap kompetitif guna melindungi kesejahteraan petani. Stimulus tambahan seperti diskon tarif tol dan PPN DTP untuk tiket pesawat turut diberikan guna mendorong aktivitas ekonomi selama Ramadan dan Idulfitri.
Serangkaian kebijakan ini diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global. Dengan fundamental ekonomi yang solid dan kebijakan yang tepat sasaran, Indonesia optimistis mampu menghadapi dinamika ekonomi ke depan serta terus mendorong kesejahteraan masyarakat.


