Jelang Panen Raya, Pemerintah Dorong Penyerapan Gabah dan Beras Petani

(Beritadaerah-Jakarta) Kepala Badan Pangan Nasional/Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya pada hari Rabu (29/1), menyampaikan langkah yang diambil pemerintah dalam menjaga kepentingan petani menjelang panen raya padi semakin stabil. Upaya itu dilakukan melalui Perum Bulog yang ditugaskan untuk fokus serap hasil panen hingga 3 juta ton, juga akan disertai upaya peningkatan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

“Bulog diminta konsentrasi untuk serap 3 juta ton setara beras. Sebelumnya kan penugasannya 2,5 juta ton yang dikelola Bulog dan stok akhir tahun di 1,2 juta ton. Nah nanti disiapkan lagi penugasannya kalau sudah memecahkan Ratas bersama Bapak Presiden,” kata Arief.

Dijelaskan oleh Arief bahwa penugasan 3 juta ton ini supaya lebih banyak serapnya, karena produksinya meningkat. Kalau di perberasan itu, panen semester pertama itu yang paling besar. Jadi tidak boleh kehilangan momentum panen raya. Paling baik Bulog itu menyerap di semester pertama. Ini karena serapan Bulog di masa panen raya akan menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan tentu Nilai Tukar Petani (NTP) menjadi baik.

Secara historis, dalam realisasi pengadaan beras oleh Bulog pada tahun 2024, dari total capaian 1,266 juta ton, sebanyak 727 ribu ton atau 57,4 persen terserap selama semester pertama. Puncak serap ada di bulan Mei dengan 393 ribu ton dan April di 224 ribu ton.

Sementara untuk tahun 2025 ini, proyeksi produksi beras bulanan akan mencapai puncaknya di bulan Maret. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka yang diperkirakan dapat menyentuh hingga 5,20 juta ton. Tentu saja eskalasi produksi ini harus disikapi dengan serapan maksimal oleh Bulog.

Lebih lanjut, langkah upscaling Gapoktan diungkap Arief tengah dalam proses pelaksanaan. Menurutnya, penciptaan diferensiasi produksi dengan dukungan pemerintah agar tidak mengandalkan gabah kering panen (GKP) saja, dapat menumbuhkan kesejahteraan kalangan petani padi.

Ada tugas yang lebih penting lagi, yakni jaga harga GKP di tingkat petani di level Rp 6.500 per kilogram. Harga petani harus dijaga. Untuk membuat beras yang bagus berarti gabahnya juga harus baik. Di situ fungsi kita menyiapkan pengering (pengering). Sekarang lagi disiapkan bersama teman-teman penggiling padi,” ungkap Arief.

Berdasarkan data dalam publikasi BPS ‘Potensi Pertanian Indonesia’ yang dirilis pada September 2024, pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian pernah menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) jenis pengering vertikal padi dalam periode 2015-2018. Jumlahnya 165 unit. Apabila bantuan pengering dapat kembali dioptimalisasi kembali, diyakini akan semakin membantu Gapoktan.