Produksi Hutan Indonesia 

Produksi Hutan Indonesia terdiri dari produksi kayu bulat, kayu olahan dan produksi hasil hutan bukan kayu. Informasi terakhir tentang produksi hutan Indonesia dikeluarkan pada pertengan tahun 2023 untuk data tahun 2022. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

“Hutan berperan sebagai penggerak ekonomi, antara lain sebagai penyedia devisa, penyedia modal awal dalam pembangunan berbagai sektor, dan penyedia lapangan kerja lewat kegiatan penanaman, pemeliharaan, perlindungan hutan, pemanenan hasil hutan, dan industri hasil hutan. Hutan juga berperan dalam penyediaan oksigen, pengatur tata air, pencegahan erosi dan banjir, dan nilai keragaman hayati lainnya yang tidak masuk dalam perhitungan ekonomi nasional,” papar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam keynote speechnya pada webinar bertema Peningkatan Peran Hutan dalam Pembangunan Nasional yang diselenggarakan Institute for Sustainable Earth and Resources (I-SER) Universitas Indonesia, di Jakarta Selasa, 11 April 2023.

Produksi Kayu Bulat

Berdasarkan hasil pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan Tahun 2022 (DKT2022), jumlah produksi kayu bulat di Indonesia adalah sebesar 64,65 juta m3.

Dalam tahun 2022, produksi kayu bulat di Indonesia mengalami penurunan pada triwulan II, kemudian mengalami peningkatan hingga triwulan IV. Secara total, produksi kayu bulat di Indonesia mengalami peningkatan dari triwulan I (15,08 juta m³) sampai dengan triwulan IV (17,71 juta m³).

Berdasarkan Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 163/Kpts-II/2003, terdapat sekitar 121 jenis kayu yang terbagi menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu kelompok jenis kayu meranti, kelompok jenis kayu rimba campuran, kelompok jenis kayu eboni, dan kelompok jenis kayu indah.

Produksi kayu bulat terbesar adalah kayu akasia dengan volume hampir setengah dari total produksi kayu bulat di Indonesia (31,54 juta m³ dari 64,65 juta m³). Sementara terbesar kedua adalah kelompok rimba campuran, sebanyak 40,37 persen (26,10 juta m³). Sisanya kurang dari 10 persen berasal dari kelompok meranti, kelompok indah, dan kelompok eboni, serta sekitar 1 persen dari jenis kayu lainnya.

Produksi kayu bulat tersebar di seluruh pulau di Indonesia

Pulau Sumatera merupakan penghasil kayu bulat terbesar, sebanyak 67,34 persen dari total produksi kayu bulat di Indonesia (43,54 juta m³ dari 64,65 juta m³). Selain Sumatera, Pulau Kalimantan juga menyumbangkan produksi kayu bulat cukup besar, sebanyak 17,08 persen (11,04 juta m³). Sementara Pulau Jawa menyumbangkan kurang dari 15 persen produksi kayu bulat (8,18 juta m³). Sisanya kurang dari 3 persen produksi kayu bulat berasal dari Pulau Maluku dan Papua (2,53 persen), Pulau Sulawesi (0,36 persen),dan Pulau Bali dan Nusa Tenggara Tenggara (0,04%).

Produksi kayu bulat di Pulau Sumatera mencapai 43,54 juta m³ atau 67,34 persen dari total produksi kayu bulat di Indonesia. Sebagian besar jenis kayu yang diproduksi adalah kayu akasia dan kelompok rimba campuran yaitu sebesar 99,15 persen. Sementara kurang dari 1 persen berasal dari jenis kelompok meranti, kelomppok indah, dan jenis kayu lainnya.

Pulau Jawa adalah kelompok rimba campuran dan kelompok indah yaitu sebesar 94,07 persen (7,69 juta m³ dari 8,18 juta m³). Sisanya lebih dari 5 persen berasal dari kayu akasia, kelompok meranti, dan jenis kayu lainnya.

Pulau Bali dan Nusa Tenggara memproduksi kayu bulat sebanyak 0,03 juta m³ atau 0,04 persen yang merupakan produksi terendah di Indonesia. Kelompok rimba campuran mendominasi produksi kayu bulat di Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 74,66 persen. Sementara lebih dari 15 persen merupakan kelompok meranti. Sisanya berasal dari kelompok indah, akasia, kelompok eboni, dan jenis kayu lainnya dengan besaran kurang dari 10 persen.

Produksi kayu bulat di Pulau Kalimantan terdiri dari kelompok rimba campuran, kelompok meranti, dan akasia menyumbangkan masing-masing sekitar sepertiga dari produksi kayu bulat di Pulau Kalimantan. Sisanya berasal dari kelompok indah, kelompok eboni, dan jenis kayu lainnya.

Produksi kayu bulat di Pulau Sulawesi didominasi oleh kelompok rimba campuran dan kelompok meranti yaitu sebesar 95,74 persen (0,22 juta m³ dari 0,23 juta m³). Sisanya berasal dari kelompok indah, kelompok eboni, akasia, dan jenis kayu lainnya.

Pulau Maluku dan Papua. Kelompok Meranti merupakan jenis kayu bulat yang banyak ditemukan di Pulai Maluku dan Papua. Lebih dari 70 persen produksi kayu bulat dari kelompok meranti. Sementara kurang dari seperempat merupakan kelompok rimba campuran. Sisanya berasal dari kelompok indah, akasia, kelompok eboni, dan jenis kayu lainnya.

Produksi Kayu Olahan

Jenis kayu olahan yang diproduksi pada tahun 2022 adalah chip dan partikel sebesar 39,75 juta m³, diikuti oleh bubur kayu sebesar 8,87 juta ton, serta kayu lapis dan kayu gergajian dengan produksi kurang dari 5 juta m³. Produksi veneer kurang dari 2 juta m³, sedangkan papan serat, barecore, moulding/dowel, wood pellet, papan partikel, dan kayu olahan lainnya yang besarannya kurang dari 1 juta m³. Secara umum produksi kayu olahan mengalami fluktuasi dari triwulan I sampai triwulan IV.

Produksi Kayu Olahan Menurut Jenis Kayu Olahan dan Triwulan, 2022

 

Produksi kayu olahan sebagian besar dihasilkan di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Produksi kayu olahan jenis chip & partikel, bubur kayu, dan papan serat sebagian besar berasal dari Pulau Sumatera. Produksi kayu olahan dengan jenis kayu lapis, kayu gergajian, veneer, barecore, moulding/dowel, wood pellet, dan papan partikel sebagian besar berasal dari Pulau Jawa.

Sebagian besar dari produksi kayu olahan utama di Pulau Sumatera didominasi oleh chip dan partikel, bubur kayu, kayu gergajian, papan serat, dan kayu lapis. Sisanya dalam bentuk kayu olahan lainnya.

 

Produksi Kayu Olahan Utama di Pulau Jawa, 2022

Produk kayu olahan yang paling banyak dihasilkan di Pulau Jawa adalah kayu lapis, kayu gergajian, veneer, barecore, dan moulding/dowel. Sisanya kayu olahan lainnya.

Produk kayu olahan yang paling banyak dihasilkan di Pulau Bali dan Nusa Tenggara adalah kayu gergajian, veneer, kayu lapis, barecore, dan wood pellet. Sisanya kayu olahan lainnya.

Produk kayu olahan yang paling banyak dihasilkan di Pulau Kalimantan adalah chip dan partikel, kayu lapis, veneer, kayu gergajian, dan wood pellet. Sisanya kayu olahan lainnya.

Produk kayu olahan yang paling banyak dihasilkan di Pulau Sulawesi adalah kayu gergajian, kayu lapis, veneer, wood pellet, dan moulding/dowel. Produk kayu olahan yang paling banyak dihasilkan di Pulau Maluku dan Papua adalah kayu gergajian, kayu lapis, veneer, chip dan partikel, dan biomassa kayu.

Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu

Secara umum, produksi hasil hutan bukan kayu selama triwulan I sampai triwulan IV mengalami fluktuasi. Produksi rotan, madu, getah pinus, daun kayu putih, dan sagu mengalami peningkatan hingga triwulan III, tetapi mengalami penurunan pada triwulan IV.

Sedangkan, bambu mengalami penurunan produksi pada triwulan II, lalu cenderung mengalami peningkatan hingga triwulan IV. Produksi gondorukem dan biji-bijian mengalami peningkatan dari triwulan I sampai triwulan IV. Sementara getah karet hutan dan buah-buahan  mengalami penurunan produksi pada triwulan II, lalu meningkat kembali hingga triwulan IV.

Produksi hasil hutan bukan kayu pada jenis rotan, getah karet hutan, dan biji-bijian berasal dari Pulau Sumatera. Sebagian besar produksi bambu, madu, getah pinus, daun kayu putih, buah-buahan, dan gondorukem berasal dari Pulau Jawa. Sementara, sebagian besar produksi sagu berasal dari Pulau Maluku dan Papua.

Pada tahun 2022, hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan di Pulau Sumatera antara lain berupa bambu, rotan, madu, getah karet hutan, getah pinus, biji-bijian, daun kayu putih, sagu, dan lainnya.

Hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan di Pulau Jawa pada tahun 2022 berupa bambu, rotan, madu, getah karet hutan, getah pinus, biji-bijian, daun kayu putih, buah-buahan, gondorukem, dan lainnya.

Pada tahun 2022, hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan di Pulau Kalimantan berupa rotan, madu, getah karet hutan, getah pinus, biji-bijian, dan lainnya. Hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan di Pulau Bali dan Nusa Tenggara tahun 2022 berupa bambu, rotan, madu, getah pinus, biji-bijian, daun kayu putih, buah-buahan, dan lainnya. Pada tahun 2022, hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan di Pulau Sulawesi berupa rotan, getah pinus, and lainnya.