Menlu Retno Bahas Perdagangan Bebas ASEAN dan Kanada

(Beritadaerah – Nasional) Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi saat Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-Kanada yang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja, Kamis (4/8), menyampaikan agar negosiasi perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Kanada segera dimulai.

“Sebagai ketua negosiator, Indonesia mengharapkan bahwa putaran pertama negosiasi ASEAN-Canada Free Trade Agreement dapat dilakukan pada akhir Agustus 2022,” kata Menlu Retno dalam keterangan tertulisnya.

Menlu Retno mengatakan, FTA tersebut akan menjadi tonggak baru bagi kerja sama ASEAN-Kanada dan menunjukkan komitmen Kanada untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan ASEAN. Melalui FTA, diperkirakan akan terjadi peningkatan perdagangan kedua pihak hingga 7,8 miliar dolar AS (sekitar Rp116,4 triliun).

Ditambahkan juga Retno, selain berbicara mengenai negosiasi FTA, juga disinggung mengenai pentingnya upaya untuk memperkuat ketahanan pangan di kawasan. Kanada merupakan salah satu eksportir pangan besar ke kawasan ASEAN. Nilai impor pangan ASEAN mencapai 61 miliar dolar AS (sekira Rp 910 triliun) setiap tahun.

Untuk itu, Retno berharap pasokan ekspor pangan dari Kanada tetap berjalan lancar dan kerja sama ketahanan pangan penting untuk diperkuat agar berlangsung dalam jangka panjang. Rencana Aksi ASEAN-Kanada untuk periode 2021-2025 menjadi dasar yang kuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan meningkatkan investasi di bidang teknologi dan infrastruktur pertanian.

Sebelumnya, para menteri luar negeri dari negara-negara anggota ASEAN dan mitra dialognya telah tiba di Phnom Penh sejak Sabtu lalu (30/7), menghadiri pertemuan puncak yang berfokus membahas krisis regional dan global, termasuk rezim militer yang keji di Myanmar, perang Rusia yang tidak beralasan terhadap Ukraina serta perubahan iklim.

Disela-sela pertemuan tersebut, Menlu Retno juga melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken, menyinggung soal ketegangan China vs Taiwan.