(Beritadaerah – Kolom) Sektor industri masih menjadi kontributor terbesar dalam PDB nasional tahun 2020 yaitu sebesar 17,89%. Angka ini meningkat bila dibandingkan 2019 sebesar 17,58%. Kinerja ekspor impor tahun 2020 surplus sebesar 14,17 miliar dolar Amerika Serikat. Realisasi investasi sektor industri pada tahun 2020 sebesar Rp. 72, 9 triliun. Indonesia adalah pasar kendaraan bermotor terbesar di ASEAN, Car Ratio Indonesia yang masih relatif rendah yaitu sebesar 99 mobil per 1000 penduduk menandakan industri otomotif berpotensi besar untuk tumbuh kedepannya. Penjualan mobil di Indonesia mayoritas di harga Rp. 200-300 juta, dimana hal ini dipengaruhi oleh GDP Perkapita Indonesia yang masih di angka USD 4.000.
Struktur Industri Kendaraan Bermotor
Sumber : Kemenperin
Industri otomotif Indonesia secara keseluruhan memiliki 1.5 juta karyawan. Assembling 21 perusahaan dengan 75.000 karyawan. Tier 1,2,3 1.500 perusahaan dengan karyawan 430 ribu, yang tergabung dalam gabungan industri alat mobil dan motor (GIAMM) sebanyak 237 perusahaan dan perkumpulan industri industri kecil komponen otomotif di indonesia (PIKKO) ada 128 perusahaan. Outlet, workshop, authorized sales service, and spare parts ada 14.000 bisnis dengan 400.000 karyawan. Outlet, workshop, non authorized sales service, and spare parts ada 42.000 bisnis dengan 595.000 karyawan.
Gambaran Umum Pasar Kendaraan Bermotor R4 Atau Lebih
Sumber : Kemenperin
Jumlah pabrikan untuk otomotif Indonesia berjumlah 21 perusahaan. Produksi mobil dalam unit pada tahun 2019 adalah 1,28 juta unit dan tahun 2020 : 0,69 unit. Kapasitas produksi adalah 2,35 juta unit per tahun. Jumlah tenaga kerja langsung 38,39 ribu orang.
Sumber : Kemenperin
Purchasing managers index (PMI) Indonesia sejak Maret 2021 memberikan indikasi membaik. Angka PMI di bawah 50.0 menandakan sedang kontraksi sedangkan angka diatas 50.0 menandakan sedang ekspansif, karena melampaui ambang netral 50.0. Pada bulan Maret, PMI berada pada angka 53,2, kemudian meningkat menjadi 54,6 pada bulan April dan pada bulan Mei meningkat menjadi 55,3. Tiga bulan berturut-turut ini menunjukan rekor tertinggi dalam sejarah Indonesia. Indikator ini memberi sinyal bahwa ada pergerakan positif pada ekonomi Indonesia, khususnya industri manufaktur yang menyumbangkan 60 persen dari total ekspor Indonesia. Memang pada bulan Juni kemarin sedikit tertekan karena berlakunya PPKM darurat menjadi 53,5. Namun diperkirakan bisnis akan tetap menguat karena PMI masih di atas 50 poin sejak bulan Nov 2020 hingga Juni 2021, atau selama delapan bulan terakhir.
Ekspor Indonesia Ke Lebih Dari 80 Negara
Sumber : Gaikindo
Ekspor untuk industri otomotif kendaraan roda empat atau lebih termasuk komponen pada periode Jan 2021 tercatat sebesar hampir Rp. 30 trilliun dimana sebesar Rp. 18,3 triliun merupakan ekspor kendaraan CBU (completely build up) dari Indonesia ke lebih dari 80 negara di dunia.
Produksi Dan Penjualan Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih
Sumber: Gaikindo
Pandemi COVID-19 mengakibatkan level produksi Indonesia hampir sama dengan produksi pada tahun 2008. Selain itu bila melihat dari trend selama 15 tahun terakhir, tahun 2020 adalah tahun terburuk dari segi penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kinerja kendaraan roda empat atau lebih produksi tercatat sebesar 413.116 unit, wholesales tercatat sebesar 320.749 unit.
Dalam rangka mendorong produksi dalam negeri, pemerintah telah memberikan relaksasi PPnBM DTP ditanggung pemerintah yang telah diperpanjang sampai 31 Desember 2021. Untuk kendaraan bermotor roda empat dengan kapasitas mesin sampai 2.500 cc dengan dasar local purchase sebesar 60%. Berdasarkan hasil evaluasi secara perlahan kebijakan relaksasi PPnBM DTP tersebut telah meningkatkan penjualan jenis kendaraan bermotor yang ditetapkan untuk mendapatkan relaksasi PPnBM DTP.
Baca juga :Outlook Energi Listrik 2021 : Menyongsong Era Energi Bersih dan Mobil Listrik
Sampai akhir Juni 2021 penjualan mobil peserta PPnBM DTP< 1.500 cc tercatat sebesar 18 ribu unit atau meningkat sebesar 31,34% secara year of year dibandingkan periode Jan – Juni 2020 (105 ribu unit). Proyeksi penjualan mobil peserta PPnBM DTP < 1.500 cc pada periode Bulan Juni s/d Agustus 2021 akan mampu mencapai 158 ribu unit. Sampai akhir Juni 2021, penjualan mobil peserta PPnBM DTP > 1.500 cc tercatat sebesar 29.123 unit atau meningkat sebesar 38.02% secara YoY dibandingkan periode Jan – Juni 2020 (21.071 unit).
Permintaan untuk Electric Vehicle (EV) secara global diperkirakan akan terus meningkat dan mencapai sekitar 55 juta EV pada tahun 2040. Pertumbuhan ini mendorong pada peningkatan kebutuhan batteries lithium ion (LIB). Diperkirakan pada tahun 2030 akan ada kapasitas lebih dari 500 gwh untuk electric vehicle (EV).
Indonesia Memiliki Cukup Cadangan Untuk Sumber Daya Battery
Sumber : US Geological Survey, 2021, Bloomberg NEF
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia sebesar 21 juta ton atau 30% di dunia. Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadi pemain industri baterai Lithium di dunia.
Baca juga :Ini Mobil Listrik Termahal di Indonesia International Motor Show 2022
Indonesia adalah pasar penjualan dan juga produsen otomotif terbesar di Asean dan diproyeksikan akan tumbuh tambahan 2 juta produksi pada tahun 2025. Hal ini bisa menjadi peluang untuk mengembangkan electric vehicle (EV). Baterai akan menjadi komponen terbesar dalam pembuatan electric vehicle, yang mewakili 35% dari komponen EV. Keunggulan utama dari baterai buat Indonesia adalah baterai berbasil nickel. Hal ini didukung oleh kemampuan Indonesia dalam menyediakan sumber daya, karena Indonesia memiliki cadangan nickel terbesar di dunia.
Investasi Pada Industri Baterai Di Indonesia
Saat ini ada sembilan perusahaan yang mendukung industri baterai, 5 perusahaan penyedia bahan baku baterai terdiri dari nickel murni. 4 perusahaan adalah produsen baterai. Dengan demikian Indonesia siap untuk pembuatan electric vehicle mulai dari Pengembangan Industri Beterai dibagi menjadi industri perakitan baterai, produksi baterai cell, pembuatan baterai manajemen sistem (BMS), penambangan bahan baku baterai (baterry material) dan sampai dengan daur ulang baterai (end of life/ recycling), sehingga pada akhirnya Indonesia akan memiliki industri baterai terintegrasi.
Ecosystem EV Roadmap
Sumber : Kemenperin
Indonesia menargetkan pada tahun 2030 akan memproduksi 600.000 EV roda empat yang akan menurunkan carbon sebesar 7,5 juta barel atau 2,7 juta ton. Memproduksi EV untuk roda dua yang akan menurunkan carbon sebesar 4 juta barel atau 1,4 juta ton.
Road Map Penggunaan EV di Instansi Pemerintahan
Sumber: Kemenperin
Pemerintah sendiri menargetkan pembelian mobil EV yang semakin bertambah dari tahun ke tahun, hingga pada tahun 2030 untuk roda empat mencapai 132.983 unit sedangkan roda dua mencapai 398.530 unit. Untuk mempercepat permintaan Industri EV, Pemerintah akan menetapkan peraturan tentang Roadmap Pembelian EV. Roadmap ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor minyak dalam negeri untuk mencapai penggunaan energi terbarukan. Pemerintah juga memberikan insentif fiskal dan non fiskal bagi konsumen dan produsen EV.
Pemerintah Indonesia mendorong industri transportasi melalui rencana induk pembangunan industri nasional (RIPIN) yang memiliki visi menjadi pemain utama dalam industri otomotif global. Industri alat transportasi menjadi yang utama dalam rencana induk pembangunan industri nasional 2015-2035. Indonesia telah menetapkan roadmad pengembangan EV melalui peraturan menteri perindustrian no 27 tahun 2020 tentang spesifikasi teknis road map EV dan TKDN Pendalaman struktur industri kendaraan listrik dipersyaratkan melalui peningkatan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) secara bertahap hingga 2030. Indonesia menargetkan pengembangan penguasaan komponen utama kendaraan bermotor yang berisikan mengenai baterai, motor listrik dan konverter.