(Photo: Infopublik)

Pemerintah Mempercepat Penanganan Bencana Banjir Bandang di Sumbar

(Beritadaerah-Sumatra Barat)Pemerintah Indonesia akan terus berupaya mempercepat penanganan bencana banjir bandang disertai material sedimentasi yang terjadi di Provinsi Sumatra Barat.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat mengunjungi posko pengungsian korban bencana di Kecamatan Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar pada Selasa (21/5/2024).

“Nanti rumah yang berada di bantaran sungai akan direlokasi supaya tidak lagi ada kasus seperti ini, tidak akan ada korban. Mudah-mudahan kondisinya akan lebih baik dibandingkan sebelumnya,” kata Menko Muhadjir melalui keterangan resmi yang diterima InfoPublik Rabu (22/5/2024).

Lanjutnya, relokasi pemukiman warga tidak akan terlalu jauh dari tempat tinggal semula. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi berkaitan dengan sumber mata pencaharian dan pendapatan masyarakat.

Selain itu, lahan yang akan dipakai untuk relokasi rumah akan dicarikan oleh Pemerintah Daerah dengan dibantu pendanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta dikerjakan oleh Kementerian PUPR.

Menko Muhadjir menghimbau masyarakat tidak ambil resiko untuk memaksa tinggal di lokasi zona merah karena bencana banjir berpotensi akan terulang di kemudian hari.

Oleh karena itu, Muhadjir meminta masyarakat yang tinggal di zona merah untuk mematuhi ketentuan relokasi.

Pada kunjungannya tersebut, Menko Muhadjir turut menyerahkan secara simbolis bantuan kepada warga terdampak dengan rumah rusak berat, sedang, ringan akibat bencana. Bantuan simbolis juga diserahkan kepada ahli waris korban meninggal.

Sebelumnya, Menko Muhadjir turut mendampingi Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara mengunjungi lokasi terdampak banjir bandang galodo di Simpang Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, pada Selasa (21/5/2024).

Pada peninjauannya, posko pengungsian di Lapangan Batu Taba, Kecamatan Candung, Presiden Jokowi menyampaikan perlunya pembangunan sabo dam tambahan untuk mengantisipasi lahar dingin dan material vulkanik pada jalur aliran pegunungan. Setelah dihitung dibutuhkan sabo dam 56, yang ada sekarang baru dua. Sehingga diperlukan tambahan lagi yang banyak, demikian disampaikan Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi turut menyerahkan secara simbolis santunan duka bagi warga terdampak yang rumahnya hancur akibat bencana. Santunan diberikan kepada 12 orang penerima simbolis yang terdiri atas perwakilan penerima bantuan rumah rusak berat, sedang, ringan, dan ahli waris korban meninggal dunia.