(Berita Daerah-Komoditi) Sebagian besar masyarakat mengenal daun kelor sebagai daun ajaib untuk sayur pendamping makanan sehari-hari. Kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif tinggi dari Daun Kelor adalah sumber pangan fungsional. Nilai ekonomi dari tanaman kelor sangat tinggi untuk kebutuhan konsumsi maupun industri di berbagai negara.
Daun kelor sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan sering disebut daun ajaib selain untuk sayuran yang dimakan juga diolah untuk pengobatan herbal. Di Indonesia, banyak yang menggunakan kelor untuk minuman teh hingga pengobatan dijadikan bahan kapsul. Potensi produk olahan kelor atau marungga (Moringa oleifera L.) lokal di Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin banyak yang berhasil diekspor.
Target ekspor daun kelor Pemerintah Provinsi NTT sejak tahun 2019 mencapai 1.000 ton per tahun ke Benua Afrika. Di NTT, tanaman kelor sudah terdaftar di Pusat Perlindungan dan Pendaftaran Varietas Tanaman di tahun 2019. Kelor sebagai komoditas unggulan provinsi NTT, untuk mengembangkan potensi kelor tersebut maka Pemerintah provinsi NTT telah menyusun peta jalan guna mendorong ekspor produk olahan kelor.
Sebagai contoh pengusaha yang berhasil mengolah kelor dari para petani di Flores menjadi powder (bubuk), Lieta (47) dengan brand New Eden Moringa. Perusahaan ini berhasil menembus 15 negara, dengan produk pengolahan daun kelor dijadikan teh, kopi, hingga garam.