(Beritadaerah – Semarang) Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, terus memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak untuk menekan inflasi di wilayahnya. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang digelar di Tlogo, Tuntang, Kabupaten Semarang, pada Senin (6/10).
Pertemuan tersebut bertujuan memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, BUMD, dan instansi vertikal, agar harga kebutuhan pokok tetap stabil menjelang akhir tahun.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Luthfi menyampaikan bahwa upaya pengendalian inflasi di Jawa Tengah sebenarnya sudah berjalan baik. Namun, ia menekankan pentingnya pelaksanaan yang lebih nyata di lapangan.
“Semua pihak harus bergerak bersama. Termasuk kepolisian yang tergabung dalam Satgas Pangan. Ini bukan cuma soal angka, tapi soal kebutuhan hidup masyarakat,” ujarnya.
Berdasarkan data TPID Jawa Tengah, inflasi pada September 2025 tercatat sebesar 2,65 persen (year on year), dan secara bulanan (month to month) mencapai 0,21 persen. Sejumlah harga bahan pokok di pasar relatif stabil.
Misalnya, harga beras medium dijual Rp13.407 per kilogram, sedikit di bawah harga acuan pemerintah. Cabai rawit merah dijual Rp32.333/kg, atau 43 persen lebih murah dari harga acuan sebesar Rp57.000.
Namun, harga minyak goreng curah naik menjadi Rp17.791 per liter, sementara minyak kemasan Minyakita tetap di harga Rp16.326. Telur ayam dan daging ayam broiler mengalami kenaikan harga, tetapi masih di bawah harga acuan. Harga telur ayam tercatat Rp28.333/kg (HAP Rp30.000), dan daging ayam Rp38.019/kg (HAP Rp40.000).
Gubernur Luthfi juga menyoroti harga komoditas yang masih tinggi. Ia meminta PT Jawa Tengah Agro Berdikari (JTAB), sebagai BUMD milik provinsi, untuk turun langsung memperkuat distribusi dan menstabilkan harga.
“Tambahkan armada, masuk ke pasar-pasar yang sering alami lonjakan harga,” tegasnya.
Ia juga menegaskan tidak akan mentolerir praktik mafia pangan. “Kalau ada yang sengaja menahan barang hingga harga naik, tindak tegas. Kalau tidak mampu, serahkan ke Polda. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat banyak,” kata Luthfi.
Selama ini, Pemprov Jateng telah melakukan berbagai langkah untuk menekan inflasi. Di antaranya Gerakan Petani Peduli Inflasi Cabai di Magelang pada 22 September 2025, serta program Gerakan Pangan Murah yang digelar di ribuan titik di seluruh provinsi.


