(Beritadaerah-Mataram) Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa keberadaan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat merupakan elemen kunci dalam mendorong industrialisasi berkelanjutan di daerah tersebut.
“Diperlukan sinergi dari berbagai pihak untuk memastikan smelter dapat menjadi motor penggerak bagi kawasan industri di Sumbawa Barat,” ujar Iqbal dalam keterangannya di Mataram, Minggu (9/3/2025).
Pada Sabtu (8/3/2025), Gubernur Iqbal melakukan kunjungan kerja perdananya ke Sumbawa Barat untuk mempererat koordinasi antara pemerintah provinsi, pemerintah daerah, pelaku industri, serta masyarakat dalam membangun ekosistem industri yang kokoh.
Sebagai salah satu wilayah dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, Sumbawa Barat telah menjadi tulang punggung ekonomi regional melalui sektor pertambangan. Meski tambang Batu Hijau yang kini dikelola PT Amman Mineral Nusa Tenggara diproyeksikan akan berakhir pada 2030, pembukaan blok-blok pertambangan baru diharapkan dapat menopang transformasi Sumbawa Barat menjadi kawasan industri terpadu.
“Dengan terbentuknya ekosistem industri yang solid, kami optimistis pertumbuhan ekonomi akan meningkat, menarik lebih banyak investasi, serta menciptakan peluang kerja yang lebih luas bagi masyarakat,” tambahnya.
Iqbal menekankan bahwa hilirisasi industri menjadi langkah strategis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi di NTB. “Dengan hilirisasi, kita tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga meningkatkan nilai tambah produk, sehingga sektor industri dapat menjadi penggerak utama perekonomian daerah,” tegasnya.
Sepanjang 2024, realisasi penerimaan bea keluar di NTB mencapai Rp3,61 triliun, meningkat 46,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,46 triliun. Kantor Perwakilan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) NTB mencatat bahwa lonjakan ini didorong oleh meningkatnya ekspor konsentrat tembaga serta relaksasi kebijakan ekspor yang diterapkan sejak Juli 2024 dengan tarif 7,5 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi NTB pada 2024 tercatat sebesar 5,30 persen secara kuartal ke kuartal, dengan sektor pertambangan berkontribusi hingga 20 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB).
Dengan potensi besar yang dimiliki, NTB optimistis dapat terus mengembangkan industri berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan, memperkuat daya saing regional, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.