(Beritadaerah-Kolom) Desa Les di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, terpilih menjadi Desa Wisata Terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Proses penetapan Desa Wisata Terbaik ini telah melalui proses yang panjang dan seleksi yang ketat. Ada beberapa kriteria atau indikator penilaian untuk menentukan pemilihan desa wisata terbaik, mulai dari daya tarik wisata, amenitas, digital, kelembagaan dan SDM serta resiliensi (wisata berkelanjutan atau memperhatikan isu lingkungan). Untuk tahap finalisasi penjurian juga panitia melakukan rapat yang berlangsung selama tiga hari dari 17 hingga 19 Oktober 2024 di Jakarta. Dari proses kurasi oleh dewan juri, diperoleh 50 Besar Desa Wisata Terbaik ADWI 2024.
Ada beberapa manfaat yang didapat dari desa masuk 50 besar terbaik ADWI, pastinya desa yang mendapatkan penghargaan dapat lebih mudah dipromosikan sebagai destinasi wisata, dan menarik lebih banyak wisatawan berkunjung. Selain itu beberapa manfaat lain yakni desa yang berpartisipasi dalam ADWI mendapatkan akses ke program pendanaan atau bantuan untuk pengembangan pariwisata.
Sekilas mengenai ADWI yang merupakan program unggulan setiap tahunnya dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sejak tahun 2021. Pada tahun 2024, program ADWI diikuti oleh 6.016 desa wisata di seluruh Indonesia, jumlah ini meningkat tiga kali lipat dari sejak pertama kali digelar pada 2021.
Selain pemenang Desa Wisata Terbaik, ada penghargaan bagi pemenang berdasarkan Desa Wisata Terfavorit, 5 Kategori Penilaian yakni Kategori Daya Tarik Wisata, Kategori Amenitas, Kategori Digital, Kategori Kelembagaan dan SDM, terakhir Kategori Resiliensi.
Disamping itu ada pemenang berdasarkan Klasifikasi Desa Wisata dengan Klasifikasi Desa Wisata Rintisan, Klasifikasi Desa Wisata Berkembang dan Klasifikasi Desa Wisata Maju. Di setiap kategori dan klasifikasi ada juara 1 sampai juara 3.
Anugerah Desa Wisata Indonesia adalah sebuah penghargaan yang diberikan kepada desa-desa di Indonesia yang berhasil mengembangkan potensi pariwisata mereka dengan baik. Penghargaan ini bertujuan untuk mendorong pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, dan melestarikan budaya serta lingkungan.
Dengan adanya anugerah ini, diharapkan desa-desa bisa lebih berinovasi dan meningkatkan daya saing mereka di bidang pariwisata. Saat ini, ADWI menjadi ajang kompetisi tahunan yang bertujuan untuk mendorong pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di seluruh Indonesia.
Daya Tarik Desa Wisata Les
Desa Les sebagai pemenang Desa Wisata Terbaik 2024 sendiri lokasinya ada di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng dan terletak di sebelah timur Kota Singaraja yang berjarak kira-kira 36 Kilometer. Desa Les merupakan suatu desa pesisir yang berada di antara laut dan pegunungan, dimana di sebelah utaranya merupakan Laut Bali, sedangkan di sebelah selatan pegunungan hutan Bangli. Ini merupakan perpaduan yang luar biasa antara wisata alam laut dengan pegunungan.
Desa Les ini memiliki luas 769 Ha/m2 dengan 7o% dari luasnya adalah lahan perkebunan dan pertanian. Sisanya merupakan lahan pemukiman dan prasarana lingkungan desa. Berdasarkan data laman website les-buleleng.desa.id, jumlah penduduknya tahun 2021 sebanyak 2.530 Kepala Keluarga. Terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 4.251 orang dan penduduk perempuan sebanyak 4.139 orang.
Ada beberapa daya tarik dari Desa Wisata Les, yang pertama adalah keindahan alam di darat maupun laut. Desa Les memiliki pantai berpasir hitam, dan populer untuk kegiatan snorkeling serta diving. Terutama di sekitar perairan yang jernih dengan terumbu karang yang indah dan keanekaragaman hayati laut yang menarik para penyelam dari berbagai kalangan.
Desa Les ini juga memanfaatkan daerah pantainya sebagai produksi garam lokal. Pembuatan garamnya masih metode tradisional dengan menggunakan batang kelapa sebagai media pengering, metode ini menjadikan Desa Les dikenal sebagai sentra produksi garam palungan. Garam ini tidak mengandung bahan kimia tambahan dan telah diekspor ke Jepang. Usaha produksi ini dikelola oleh koperasi dengan dengan produksi 5 ton /bulan atau sekitar 30 ton per tahun.
Sebagian wilayah Desa Les letaknya ada di perbukitan, desa ini menawarkan pemandangan sawah yang hijau, dan perbukitan yang masih alami. Suasana yang tenang dan alami dapat pengunjung temukan, ini salah satu daya tarik bagi wisatawan yang mencari ketenangan. Desa Les juga kaya akan budaya dan masyarakatnya tetap menjaga adat serta tradisi. Wisatawan dapat menyaksikan upacara adat, seni pertunjukan, dan kerajinan tangan yang khas dari UMKM. Masyarakat lokal diberdayakan untuk menghasilkan produk UMKM yang dapat dijual kepada wisatawan yang berkunjung.
Wisata Air Terjun Yeh Mampeh di Desa Les jadi tempat favorit bagi pengunjung, dan merupakan air terjun tertinggi di Bali. Wisata air ini mampu menarik kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara setiap bulannya. Harga tiket masuknya juga relatif murah hanya 10 ribu rupiah untuk wisatawan domestik dan 30 ribu untuk wisatawan mancanegara. Air Terjun Yeh Mampeh buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WITA.
Terakhir daya tarik dari Desa Les yakni pertanian dan perkebunan, dimana desa ini menghasilkan buah lokal yang diminati wisatawan seperti rambutan, lontar, kelapa, pisang, manggis, coklat, gula aren dan lainnya. Pengolahannya juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan.