(Beritadaerah – Jepara) Pemerintah Kabupaten Jepara menggelar Festival Belimbing Jingga, di Kompleks Perpustakaan RA Kartini, Jepara, Jawa Tenggah, Minggu (15/10). Festival ini dilaksanakan dalam rangka mengangkat nama buah belimbing jingga, khas Kabupaten Jepara. Terkait dengan ini, Penjabat (Pj) Bupati Jepara melalui Asisten I Sekda Jepara Ratib Zaini menyampaikan, belimbing jingga merupakan salah satu buah khas Jepara, tidak hanya durian. Namun, saat itu, buah tersebut sudah mulai terlupakan oleh masyarakat.
Untuk itu, Ratib menyampaikan apresiasi atas digelarnya festival tersebut, sehingga diharapkan juga bisa mengangkat perekonomian petani, mengingat kualitas rasa belimbing jingga lebih enak dibandingkan dengan belimbing pada umumnya. Selain itu, harga jualnya juga relatif tinggi, yakni berkisar Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.
“Belimbing Jingga bukan hanya belimbing biasa, tetapi memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan perekonimian warga,” ungkapnya.
Pendiri Perpustakaan RA Kartini selaku penggagas Festival Belimbing Jingga Edi Mustofa menjelaskan, belimbing jingga, merupakan salah satu ikon buah unggulan yang harus selalu diupayakan untuk dilestarikan. Sebab, saat ini jumlah pohonnya mulai berkurang karena minimnya minat membudidayakan.
Edi juga menjelaskan saat ini, pohon belimbing jingga hanya tersisa sekitar 500-an batang. Tersebar di tiga desa di Kecamatan Welahan, meliputi Desa Ketilengsingolelo, Gedangan, dan Welahan. Belimbing jingga Jepara memiliki tampilan warna jingga kekuning-kuningan seperti kunyit. Ukuran buahnya sedang, tidak terlalu besar atau kecil. Memiliki rasa lebih manis dibanding jenis belimbing lain, itu karena proses panen hanya boleh dilakukan saat buah matang. Buah ini dipanen saat sudah matang yakni sudah 40 hari ke atas baru boleh diambil.
Terakhir, Edi berharap dengan adanya festival tersebut, nantinya tumbuh keberpihakan, serta kepedulian bersama untuk menanam lagi, sehingga belimbing jingga dapat dikenal lagi di masyarakat luas.