(Wisata Nusantara-Papua) Dalam episode wisata ke tanah Papua maka baiklah kita menyempatkan diri ke perbatasan Papua dan Papua Nugini atau Papua New Guinea. Ada istilah belum ke Papua kalau belum sampai di perbatasan Papua Nugini.
Dalam era Pak Jokowi pemerintah pusat terus mendorong pembangunan di Provinsi paling timur Indonesia ini, khususnya untuk wilayah-wilayah perbatasan sebagai beranda terdepan dan etalase wajah bangsa sekaligus sebagai upaya menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Saat mendekati perbatasan maka kita harus melalui 2 pos pemeriksaan. Setiap mobil akan diperiksa dan dibuka bagian bagasinya untuk memastikan tidak ada barang-barang yang berbahaya ataupun demi mencegah bahaya masuknya narkoba terutama ganja yang sedang marak masuk ke wilayah perbatasan Indonesia.
Perjalanan menuju perbatasan darat ini sekitar 2, 5 jam dari kabupaten Sentani, Jayapura dan melalui banyak spot wisata seperti jembatan merah yang sangat fenomenal. Kita bisa puas berfoto disini dan melihat pemandangan yang indah. Lalu saat melanjutkan perjalanan maka kita bisa mampir ke pasar holtekamp tempat jual buah-buah sambil bercakap-cakap dengan para Ibu yang menjual buah-buah dagangannya.
Pemerintah setempat sangat konsentrasi kondisi perbatasan yang saat ini banyak dikabarkan terjadi penyelundupan daun ganja dan juga pemerintah harus fokus memperbaiki perekonomian warga penduduk di sekitar perbatasan baik di kampung Skow (yang masuk wilayah Papua, Indonesia) dan kampung Wutung (yang masuk wilayah Papua Nugini) yang notabene satu nenek moyang dan masih memiliki kekerabatan yang erat.
Di daerah perbatasan jika diijinkan masuk ke wilayah kampung Wutung dekat pos pemeriksaan Papua Nugini kita bisa juga berbincang dengan warga setempat kampung Wutung yang berjualan makanan sosis domba dan pisang Baker serta pernak pernik cinderamata khas Papua Nugini.
Selain menikmati pemandangan perbatasan maka saat melanjutkan perjalanan kembali ke Jayapura kita bisa mampir ke Pantai Skow yang cukup bersih dan sepi pengunjung.
Saat melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Abepura kita akan melalui jalan pinggir pantai Hall dan pantai Hamadi dan juga jembatan merah kembali. Perlu diperhatikan cuaca di Papua bisa tiba-tiba berubah. Ditengah perjalanan cuaca bisa tiba-tiba mendung dan hujan deras.
Adapun tugu dalam foto diatas dinamakan Meridian Monument (mm). Sampai saat ini ada 52 pilar batas yang dibangun atas dasar kesepakatan kedua negara.
Sebagai informasi, sejarah batas negara RI-PNG ini disepakati dalam perjanjian antara Belanda dan Inggris di Kota Gaque, Den Haag, Belanda pada tanggal 16 Mei 1895. Perjanjiannya disebut convention between Great Britain and Netherland defining boundaries in New Guinea. Hal ini dilatarbelakangi karena Belanda menjajah Indonesia sementara Papua Nugini dijajah oleh Inggris saat itu.
Oya, mau tahu salah satu keunikan masyarakat Papua Nugini. Mereka menggunakan tiga bahasa untuk saling berinteraksi yaitu Tok Pisin, Hiri Motu, dan Inggris tapi mereka juga bisa sedikit berbahasa Indonesia. Jadi tenang saja kita bisa juga berbincang dengan penduduk sekitar sambil beramah tamah dan menikmati jajanan pangan mereka.
Kontributor: Septa