(Beritadaerah – Mataram) Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB pada triwulan II tahun 2022 tumbuh sebesar 5,99 persen, pertumbuhan yang cukup signifikan ini tentunya tidak lepas dari ikhtiar yang dilakukan bersama-sama antara eksekutif, legislatif serta peran peran pemimpin dari segenap masyarakat NTB.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur NTB, Dr. Sitti Rohmi Djalilah saat memberikan sambutan dalam rangka Penyerahan Rancangan Perubahan KUA Dan Perubahan PPAS Perubahan APBD Tahun Anggaran 2022 yang berlangsung di Ruang Rapat DPRD Provinsi NTB, Jum’at (19/08).
“Arah kebijakan pembangunan di NTB, diiikhtiarkan pada nilai tambah pertanian atau agribisnis, industrialisasi, parawisata dan ramah investasi, serta penguatan sistem penguatan daerah dengan sasaran dan target pada pertumbuhan ekonomi, laju inflasi yang stabil, penurunan tingkat kemiskinan, generasio, IPM dan kesempatan kerja yang semakin luas,” imbuhnya.
Selain itu, kondisi fiskal di tahun 2022 mengalami kontraksi, dengan adanya penurunan dana transfer pusat, khususnya dana insentif daerah yang berkurang secara signifikan dan sangat mempengaruhi perencanaan pembangunan yang kita laksanakan,.
“Pemerintah berupaya melakukan upaya yang optimal untuk meningkatkan upaya peningkatan dari sumber-sumber yang potensial, karenanya perlu dilakukan penyesuaian terkait, arah sasaran dan target rencana pembangunan provinsi ntb tahun 2022,” tutur Ummi Rohmi.
Adapun garis besar rancangan perubahan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Priorotas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD anggaran 2022 yang menyangkut tiga komponen pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.
“Perubahan pendapatan daerah anggaran 2022 direncanakan sebesar 5,480 Triliyun Rupiah lebih jadi peningkatan sebesar 1,51% dibandingkan dengan APBD tahun 2022 sebesar 5,399 Triliyun,” jelasnya.
Sementara itu, perubahan belanja daerah tahun anggaran 2022 direncanakan sebesar 6,127 Triliyun rupiah lebih bertambah Rp. 165 Miliyar lebih dari APBD 2022 yang semula sebesar 5,961 Triliyun rupiah lebih atau meniningkat sekitar 2,78 persen, terjadi defisit sebesar 646 Miliyar lebih yang ditutup dari SiLPA tahun berjalan dan pinjaman daerah.
Perubahan pembiayaan daerah tahun anggaran 2022 diproyeksikan 646 Miliyar rupiah lebih jumlah ini meningkat dari APBD 2022 yang semula berjumlah 562 Miliyar rupiah lebih, tingkatan yang dimaksud berjumlah 64 miliyar rupiah naik sekitar 14,96 persen.