Jawa Barat Ekspor Kelapa Parut ke Meksiko Senilai US$ 35.000

(Beritadaerah – Bandung) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mendorong generasi muda untuk menggerakan sektor pertanian Jawa Barat dengan inovasi, gagasan, dan kreativitas. Bertempat di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Jumat (1/7), Pemprov Jawa Barat melepas ekspor kelapa parut yang diproduksi oleh CV Coco Indonesia Maju senilai US$ 35.000 ke Meksiko.

“Hari ini kita melepas truk kontainer eksportir milenial asal Jawa Barat. Yang barusan kita lepas bersama adalah produk desiccated coconut atau yang lazim disebut kelapa parut,” kata Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Jawa Barat Ferry Sofwan Arif, seusai Pelepasan Kick Off Eksportir Milenial.

Menurut Ferry, saat ini Pemda Provonsi Jabar sedang fokus pada pertumbuhan eksportir muda dan milenial. Ada ceruk ekspor non migas yang bisa diisi oleh anak-anak muda atau para pengusaha milenial. Saat ini data ekspor dari Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Barat paling tinggi di Indonesia karena produk kita lebih beragam.

Ditambahkan oleh Ferry, potensi eksportir milenial bisa dilihat dari data kependudukan BPS tahun 2020 yang menyebut, jumlah penduduk Jabar mencapai 48,2 juta jiwa. Dari angka tersebut, sebanyak 25 persen adalah anak muda atau generasi Y, dan 21 persen adalah generasi Z. Variasi produk yang diekspor oleh para milenial Jabar menurutnya beragam mulai dari kantung urin, briket batubara, kelapa parut, hingga tanaman hias.

Selain eksportir milenial, saat ini Pemprov Jabar juga mendorong petani milenial. Sektor pertanian belum menjadi magnet pekerjaan bagi generasi milenial di Jawa Barat. Jumlah petani muda di Jawa Barat masih relatif kecil. Padahal Jawa Barat butuh tenaga baru di bidang pertanian yang sampai saat ini adalah sektor penyumbang ekonomi terbesar ke-3 di Jawa Barat. Untuk itu program petani milenial diharapkan dapat menyelesaikan masalah keterbatasan tenaga kerja sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan.

Pemprov Jabar terus berupaya untuk konsisten melakukan regenerasi petani, sehingga ke depannya diproyeksikan akan menggantikan petani-petani lansia. Ini merupakan program jangka panjang dari Pemprov Jabar. Petani milenial di Jawa Barat memiliki usia 19-39 tahun dan mengenal inovasi teknologi bidang pertanian.