Kemendagri Dorong Replikasi Inovasi Lokal “Satu Rumah Satu Kolam” untuk Perkuat Ekonomi Daerah

(Beritadaerah-Jakarta) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan dukungan terhadap langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, Jawa Timur, dalam mengembangkan inovasi berbasis potensi lokal melalui program “Satu Rumah Satu Kolam.”

Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri, Yusharto Huntoyungo, menilai bahwa inovasi tidak selalu identik dengan teknologi digital atau aplikasi modern. Menurutnya, gagasan sederhana seperti Satu Rumah Satu Kolam justru memiliki manfaat besar bagi masyarakat, terutama dalam memperkuat ketahanan pangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.

Pernyataan tersebut disampaikan Yusharto dalam audiensi antara BSKDN dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jember di Jakarta, Rabu (8/10/2025). Ia menjelaskan bahwa Jember memiliki sumber daya alam dan manusia yang melimpah sehingga berpotensi besar untuk mengembangkan inovasi yang berkelanjutan.

Yusharto mengungkapkan, melalui inovasi Satu Rumah Satu Kolam, masyarakat dapat mengoptimalkan lahan di sekitar rumah untuk kegiatan budidaya ikan konsumsi. Upaya ini tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan keluarga, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru dari skala rumah tangga.

Lebih lanjut, ia menyoroti posisi Jember sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Timur yang memiliki kekuatan besar dalam sektor pertanian dan perikanan. Meskipun dihadapkan pada tantangan geografis karena lokasinya yang cukup terpencil, daerah tersebut dinilai berhasil menunjukkan kebangkitan ekonomi pascapandemi Covid-19 berkat sinergi antara pemerintah daerah dan kalangan akademisi.

“Jember memiliki banyak perguruan tinggi dan sumber daya manusia berkualitas. Potensi ini bisa menjadi motor penggerak inovasi daerah jika dikelola dengan semangat kolaboratif yang berkelanjutan,” ujar Yusharto.

Ia juga mendorong agar Pemkab Jember memperluas penerapan inovasi di berbagai organisasi perangkat daerah (OPD). Menurutnya, ide-ide kreatif dapat lahir dari permasalahan yang dihadapi setiap dinas, dan dengan kolaborasi lintas sektor — melibatkan akademisi, pelaku usaha, komunitas, serta media — ekosistem inovasi di daerah akan semakin kuat.

Yusharto menambahkan, berdasarkan laporan inovasi tahun 2024, Jember masih perlu memperkuat aspek replikasi antar-OPD agar inovasi yang dihasilkan dapat memberikan dampak lebih luas. “Keterlibatan multi pihak atau *multi helix* sangat penting agar inovasi yang ada tidak berhenti di satu titik, tetapi terus berkembang dan memberi manfaat nyata,” jelasnya.

Sebagai perbandingan, Yusharto mencontohkan keberhasilan inovasi “Pindang Patin” dari Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan yang mampu meningkatkan nilai tambah produk lokal melalui pengemasan modern. Menurutnya, pendekatan serupa bisa diterapkan di Jember untuk memperluas manfaat program Satu Rumah Satu Kolam hingga ke sektor industri kecil dan menengah.

Melalui dukungan ini, Kemendagri berharap inovasi daerah tidak hanya menjadi simbol kreativitas, tetapi juga menjadi sarana nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ketahanan ekonomi di tingkat lokal.