(Beritadaerah-Jakarta) Dalam forum Indonesia Tourism Outlook 2025 yang bertema “Navigasi Menuju Pariwisata yang Lestari, Berdaya, dan Menguntungkan” yang digelar di Jakarta, Rabu (29/10), Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menegaskan arah baru sektor pariwisata nasional melalui konsep Tourism 5.0. Konsep ini sebuah inisiatif yang memadukan teknologi, keberlanjutan, dan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global.
“Tourism 5.0 adalah bentuk kesiapan Indonesia memasuki babak baru pariwisata digital yang berorientasi pada pengalaman, keselamatan, dan keberlanjutan. Ini bukan hanya tentang kunjungan wisatawan, tapi tentang transformasi menyeluruh ekosistem pariwisata,” ujar Widiyanti.
Salah satu inovasi utama dalam konsep Tourism 5.0 adalah pengembangan platform digital Indonesia.travel yang kini dilengkapi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan chatbot interaktif. “Melalui AI dan chatbot ini, wisatawan dapat belajar lebih dalam tentang destinasi Indonesia mulai dari atraksi, event, hingga membuat rencana perjalanan yang personal,” ungkap Widiyanti.
Sistem pintar ini dirancang untuk membantu wisatawan merancang perjalanan secara otomatis dan efisien, termasuk rekomendasi hotel, transportasi, serta pilihan kuliner lokal.
“Tujuannya sederhana, kami ingin membuat perjalanan wisata ke Indonesia menjadi lebih mudah, informatif, dan berkesan,” tambahnya.
Selain digitalisasi, Kemenparekraf juga memperkuat Gerakan Wisata Bersih, sebuah program nasional untuk membangun budaya kebersihan di destinasi wisata.
“Gerakan ini bukan sekadar kampanye. Kami menggandeng komunitas, pelaku wisata, dan pemerintah daerah untuk bersama-sama menjaga kebersihan, terutama di area wisata alam,” kata Widiyanti.
Program ini mendorong edukasi publik tentang pentingnya tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan toilet umum, dan memastikan area publik selalu dalam kondisi layak. “Kebersihan adalah wajah bangsa. Wisata yang indah tidak akan berarti tanpa destinasi yang bersih dan nyaman,” ujarnya.
Menyadari meningkatnya minat wisata alam, Menpar Widiyanti menekankan pentingnya aspek keselamatan wisata. Tahun depan, Kemenparekraf akan menambah fokus baru dalam strategi pariwisata nasional, yakni peningkatan keselamatan di destinasi berisiko tinggi.
“Kami telah bekerja sama dengan Basarnas untuk mengadakan pelatihan dan simulasi keselamatan bagi pengelola wisata dan komunitas lokal, terutama di kawasan pegunungan, pantai, dan area petualangan,” jelas Widiyanti.
Langkah ini diambil menyusul sejumlah insiden di destinasi alam yang menyoroti perlunya standar keamanan yang lebih kuat bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Menpar menegaskan bahwa keberhasilan strategi Tourism 5.0 sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor — antara pemerintah, industri, akademisi, komunitas, dan media.
“Strategi terbaik pun tidak akan berhasil tanpa sinergi yang kuat. Peran media sangat krusial, bukan hanya menyampaikan informasi, tapi juga membentuk persepsi pariwisata Indonesia di mata dunia,” tegasnya.
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk menjadi bagian dari narasi positif tentang pariwisata Indonesia mulai dari pelestarian alam, pengembangan desa wisata, hingga penguatan identitas budaya nasional.
“Dunia harus mengenal Indonesia, bukan hanya karena alamnya, tapi karena keramahan dan karakter masyarakatnya,” ujarnya menutup sambutan.
Menpar Widiyanti optimistis bahwa beberapa tahun ke depan akan menjadi fase penting bagi pertumbuhan berkelanjutan pariwisata Indonesia.
“Tren global saat ini berpihak kepada kita. Ini saatnya memperkuat strategi, memperluas kolaborasi, dan memastikan bahwa setiap kebijakan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” kata Widiyanti.
Dengan visi Tourism 5.0, pemerintah berharap pariwisata Indonesia tidak hanya menjadi pilar ekonomi, tetapi juga sumber kebanggaan dan kesejahteraan nasional.


