(Beritadaerah-Nasional) Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada November 2024 mencapai 1,09 juta kunjungan, naik 17,27 persen (y-on-y).
Baca juga : Akihabara Destinasi Menarik Wisatawan Jepang
Jumlah perjalanan wisatawan nasional (wisnas) pada November 2024 mencapai 749,83 ribu perjalanan, naik 13,74 persen (y-on-y).
Kenaikan ini menunjukkan adanya pertumbuhan positif dalam pariwisata domestik, dengan semakin banyak masyarakat yang bepergian antar kota atau daerah di Indonesia. Faktor-faktor yang mendorong peningkatan ini antara lain pemulihan ekonomi, tingkat kepercayaan masyarakat yang meningkat, dan peningkatan daya beli setelah pandemi. Selain itu, kemudahan akses transportasi antar wilayah, baik melalui udara, darat, maupun laut, turut mempercepat mobilitas wisatawan. Berbagai promosi pariwisata dan paket wisata domestik juga berperan penting dalam mendorong minat wisatawan nasional. Destinasi wisata lokal yang menarik, seperti wisata budaya, alam, dan kuliner, semakin banyak diminati. Dampaknya, sektor pariwisata semakin memberikan kontribusi positif bagi ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah. Meski ada peningkatan, tantangan dalam hal pembangunan infrastruktur dan pengelolaan destinasi wisata yang ramai tetap perlu perhatian. Secara keseluruhan, pencapaian 749,83 ribu perjalanan wisnas menunjukkan tren yang menjanjikan untuk sektor pariwisata Indonesia ke depan.
Tingkat Penghunian Kamar di hotel bintang pada November 2024 mencapai 54,96 persen, turun 1,76 poin (y-on-y).
Baca juga: Menteri Pariwisata Pastikan Saat Nataru, Bandara Bali Siap Sambut Wisatawan
Penurunan ini menunjukkan adanya penurunan permintaan atau ketidakstabilan dalam tingkat hunian hotel di Indonesia, meskipun sektor pariwisata secara umum mengalami pertumbuhan. Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi penurunan TPK antara lain:
- Pergeseran Tren Wisata: Wisatawan mungkin lebih memilih penginapan alternatif seperti homestay, Airbnb, atau akomodasi non-hotel yang lebih terjangkau.
- Kebijakan Pembatasan: Beberapa wilayah mungkin masih menerapkan kebijakan pembatasan tertentu terkait COVID-19 atau faktor lainnya yang mempengaruhi jumlah pengunjung.
- Fluktuasi Musiman: Beberapa destinasi pariwisata mungkin mengalami penurunan jumlah wisatawan pada periode tertentu, mempengaruhi tingkat hunian hotel.
- Kompetisi Harga: Penurunan TPK bisa juga disebabkan oleh adanya kompetisi harga yang ketat antara hotel bintang dengan jenis akomodasi lain, atau antara hotel-hotel itu sendiri.
Meskipun ada penurunan, TPK yang berada di 54,96 persen tetap menunjukkan bahwa ada permintaan yang signifikan untuk akomodasi hotel di Indonesia, yang mendukung sektor pariwisata dan perekonomian lokal.