Wisatawan

Kunjungan Wisatawan Pada November 2024 Mencapai 1,09 juta Kunjungan

(Beritadaerah-Nasional) Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada November 2024 mencapai 1,09 juta kunjungan, naik 17,27 persen (y-on-y).

Kenaikan ini mencerminkan pemulihan sektor pariwisata setelah pandemi COVID-19. Beberapa faktor yang mendukung adalah peningkatan infrastruktur pariwisata, kemudahan akses transportasi, dan keberhasilan promosi wisata oleh pemerintah. Indonesia juga menjadi tuan rumah berbagai event internasional yang menarik wisatawan asing. Kebijakan pemerintah seperti penyederhanaan visa turut mendongkrak jumlah kunjungan. Destinasi wisata alam dan budaya, seperti Labuan Bajo dan Raja Ampat, semakin populer di kalangan wisatawan mancanegara. Penerbangan internasional yang semakin mudah diakses juga mempermudah wisatawan datang ke Indonesia. Sektor pariwisata memberikan dampak positif bagi pendapatan negara, lapangan kerja, dan ekonomi lokal. Meski demikian, tantangan seperti ketimpangan pembangunan infrastruktur dan keberlanjutan pariwisata tetap perlu perhatian. Secara keseluruhan, pencapaian ini menunjukkan prospek cerah bagi pariwisata Indonesia ke depan.

Wisatawan

Jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada November 2024 mencapai 80,61 juta perjalanan, naik 33,62 persen (y-on-y).
Peningkatan signifikan ini mencerminkan tren positif dalam mobilitas wisatawan domestik setelah pandemi. Beberapa faktor yang mendukung lonjakan ini antara lain pemulihan ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat, dan promosi pariwisata lokal oleh pemerintah. Fasilitas transportasi yang lebih baik, termasuk perjalanan darat, udara, dan laut, juga mempermudah akses ke berbagai destinasi wisata. Selain itu, destinasi wisata yang beragam dan terjangkau, seperti wisata alam, budaya, dan kuliner, semakin menarik perhatian wisatawan nusantara. Program-program pemerintah untuk mendukung pariwisata lokal, seperti diskon tiket atau paket wisata, turut berperan dalam mendorong perjalanan wisata. Kenaikan jumlah wisnus juga berkontribusi pada perekonomian daerah, menciptakan peluang kerja dan meningkatkan pendapatan lokal. Meskipun ada pertumbuhan pesat, tantangan seperti pengelolaan keramaian di destinasi populer dan pembangunan infrastruktur tetap perlu perhatian. Secara keseluruhan, angka 80,61 juta perjalanan menandakan potensi besar sektor pariwisata domestik Indonesia.

Baca juga : Akihabara Destinasi Menarik Wisatawan Jepang

 

Jumlah perjalanan wisatawan nasional (wisnas) pada November 2024 mencapai 749,83 ribu perjalanan, naik 13,74 persen (y-on-y).

Kenaikan ini menunjukkan adanya pertumbuhan positif dalam pariwisata domestik, dengan semakin banyak masyarakat yang bepergian antar kota atau daerah di Indonesia. Faktor-faktor yang mendorong peningkatan ini antara lain pemulihan ekonomi, tingkat kepercayaan masyarakat yang meningkat, dan peningkatan daya beli setelah pandemi. Selain itu, kemudahan akses transportasi antar wilayah, baik melalui udara, darat, maupun laut, turut mempercepat mobilitas wisatawan. Berbagai promosi pariwisata dan paket wisata domestik juga berperan penting dalam mendorong minat wisatawan nasional. Destinasi wisata lokal yang menarik, seperti wisata budaya, alam, dan kuliner, semakin banyak diminati. Dampaknya, sektor pariwisata semakin memberikan kontribusi positif bagi ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah. Meski ada peningkatan, tantangan dalam hal pembangunan infrastruktur dan pengelolaan destinasi wisata yang ramai tetap perlu perhatian. Secara keseluruhan, pencapaian 749,83 ribu perjalanan wisnas menunjukkan tren yang menjanjikan untuk sektor pariwisata Indonesia ke depan.

Tingkat Penghunian Kamar di hotel bintang pada November 2024 mencapai 54,96 persen, turun 1,76 poin (y-on-y).

Baca juga: Menteri Pariwisata Pastikan Saat Nataru, Bandara Bali Siap Sambut Wisatawan

Penurunan ini menunjukkan adanya penurunan permintaan atau ketidakstabilan dalam tingkat hunian hotel di Indonesia, meskipun sektor pariwisata secara umum mengalami pertumbuhan. Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi penurunan TPK antara lain:

  1. Pergeseran Tren Wisata: Wisatawan mungkin lebih memilih penginapan alternatif seperti homestay, Airbnb, atau akomodasi non-hotel yang lebih terjangkau.
  2. Kebijakan Pembatasan: Beberapa wilayah mungkin masih menerapkan kebijakan pembatasan tertentu terkait COVID-19 atau faktor lainnya yang mempengaruhi jumlah pengunjung.
  3. Fluktuasi Musiman: Beberapa destinasi pariwisata mungkin mengalami penurunan jumlah wisatawan pada periode tertentu, mempengaruhi tingkat hunian hotel.
  4. Kompetisi Harga: Penurunan TPK bisa juga disebabkan oleh adanya kompetisi harga yang ketat antara hotel bintang dengan jenis akomodasi lain, atau antara hotel-hotel itu sendiri.

Meskipun ada penurunan, TPK yang berada di 54,96 persen tetap menunjukkan bahwa ada permintaan yang signifikan untuk akomodasi hotel di Indonesia, yang mendukung sektor pariwisata dan perekonomian lokal.