(Photo: Infopublik)

Pentingnya Sistem Pemantauan Laut untuk Mengatasi Isu Kelautan Terkini

(Beritadaerah-Jakarta) Ocean Science Decade 2021-2030 menyebut bahwa sistem pemantauan laut menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Terutama dalam menghadapi isu-isu kelautan terkini seperti polusi, ekosistem, iklim, hingga kebencanaan.

Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amarulla Octavian dalam webinar Establishing Ocean Observing System and Operational Oceanography pada Senin (18/12/2023) menyebut BRIN sepakat bahwa sistem pemantauan laut yang menjadi salah satu kunci penting terutama dalam pemantauan laut baik secara nasional, regional, maupun internasional.

Sistem pemantauan yang mumpuni diperlukan terutama untuk mendukung di antaranya validasi parameter-parameter ramalan cuaca, pengurangan resiko bencana hidrometeorologi, hingga pemantauan slow-on-set disaster seperti kenaikan permukaan laut dan global warming.

Amarulla menyoroti bahwa hingga kini belum banyak yang Indonesia lakukan untuk memonitor sumberdaya laut yang dimiliki secara sistematis dan berkelanjutan. “Untuk mendukung hal tersebut salah satu metodenya adalah dengan memperkuat pengetahuan melalui riset dan inovasi, manajemen, eksplorasi dan disertai visi jauh ke depan. Perlu untuk terus dilakukan koordinasi kerjasama riset dan inovasi skala regional dan internasional,” kata Amarulla dalam keterangannyadiktuip dari laman BRIN di Jakarta, Selasa (19/12/2023).

BRIN sendiri mewakili Indonesia di bawah payung UNESCO dalam perencanaan dan pengelolaan ruang laut dan sumberdaya di dalamnya melalui Komisi Oseanografi antar Pemerintah (IOC-UNSCO).

Terkait peran tersebut, BRIN telah mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang mendesak di antaranya, perlunya observasi laut secara real-time dan jangka panjang, koordinasi dengan negara tetangga untuk observasi, pengurangan risiko bencana hidrometeorologi, isu slow-on-set disaster seperti kenaikan permukaan laut dan global warming, menghadirkan riset dan inovasi untuk manajemen, perlindungan, dan pembangunan berkelanjutan lingkungan laut, serta menjalin kerjasama regional ataupun internasional.

Sementara itu, terkait ketersediaan data hasil pemantauan kelautan, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebut bahwa di Indonesia keberadaan data pemantauan kelautan masih sangat minim. Maka dari itu ia menekankan perlunya kolaborasi lintas organisasi tidak hanya orang-orangnya saja, tetapi juga data dari masing-masing instansi yang dimiliki harus dikolaborasikan.

“Selain itu satu tantangan yang cukup berat bahkan sampai hari ini belum terpecahkan adalah keberlanjutan data. Meskipun data sudah ada tetapi penyebar luasan data seharusnya tidak ada keterlambatan, seharusnya kita butuh data real time,” terang Dwikorita.

Ia lalu melanjutkan bahwa kebutuhan data yang real time dibutuhkan terutama terkait sensor-sensor yang ada di tengah laut. Saat ini pihaknya masih menggunakan penyedia jaringan telepon satelit komersial untuk menghubungkan sensor-sensor yang ada. Ia berharap ke depan Indonesia dapat memiliki satelit yang dapat dimanfaatkan untuk komunikasi sensor-sensor tersebut.