(Beritadaerah-Jakarta) Program pembangunan tiga juta rumah yang menjadi janji Presiden Prabowo Subianto membutuhkan dukungan kebijakan publik yang solid dan kolaborasi lintas lembaga agar dapat berjalan secara maksimal. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP) Fahri Hamzah dalam Rapat Koordinasi dan Pembahasan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2025 di Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rabu (8/1/2025).
“Target tiga juta rumah adalah mandat besar dari Presiden yang tidak mungkin diselesaikan secara parsial. Dibutuhkan kebijakan publik yang terintegrasi serta kerja sama lintas lembaga untuk menciptakan ekosistem pembangunan perumahan yang optimal,” ujar Fahri.
**Evaluasi dan Penyempurnaan Program**
Rapat yang digelar pada awal tahun ini bertujuan mengevaluasi capaian program di tahun 2024 sekaligus menyusun langkah strategis untuk pelaksanaan program pada 2025. Fahri menekankan bahwa kebutuhan akan rumah yang layak huni merupakan prioritas pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
“Jika pemerintah tidak hadir, masyarakat akan membangun rumah sendiri dengan standar yang mungkin tidak layak huni. Tugas kami memastikan setiap rumah yang dibangun memenuhi kriteria layak huni, kuat, dan tahan gempa,” tambahnya.
Fahri juga menekankan pentingnya penerapan standar kesehatan dalam pembangunan perumahan, termasuk memastikan lingkungan yang mendukung kualitas hidup yang lebih baik.
**Peran Infrastruktur dalam Pembangunan Nasional**
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur (Menko Infra), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyoroti pentingnya integrasi antar kementerian/lembaga untuk mempercepat realisasi program ini. Menurut AHY, pembangunan infrastruktur, termasuk perumahan, menjadi fondasi utama pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
“Backlog perumahan nasional yang mencapai 10 juta keluarga serta 20 juta Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) adalah tantangan besar. Kita perlu solusi konkret agar masyarakat di perkotaan dan pedesaan dapat menikmati hunian yang sehat dan layak,” jelas AHY.
Ia menambahkan, infrastruktur akan terus menjadi tulang punggung pembangunan nasional selama 20 tahun ke depan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
**Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik**
Fahri Hamzah menegaskan bahwa pemerintah akan mengutamakan penggunaan data riset dalam merancang perumahan baru, memastikan konstruksi yang sesuai dengan standar keselamatan dan kenyamanan. Sinergi yang kuat antar lembaga, termasuk sektor swasta, diharapkan dapat mempercepat pencapaian target pembangunan tiga juta rumah.
“Kami percaya bahwa kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan solusi yang tidak hanya memenuhi target fisik tetapi juga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkas Fahri.