(Beritadaerah-Jakarta) Indonesia mempertegas komitmennya terhadap keberlanjutan global melalui suksesnya pelaksanaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024. Forum yang diselenggarakan pada 5-6 September 2024 ini menghasilkan 14 Nota Kesepahaman (MoU) yang berfokus pada energi hijau, transportasi berkelanjutan, serta transisi energi. Hasil ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin di kawasan ekonomi berkembang dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Dalam pidato penutupan forum, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan bahwa kolaborasi jangka panjang dianggap sebagai kunci untuk menanggulangi krisis iklim. Ia menekankan bahwa transisi energi bukanlah proses yang mudah dan memerlukan kerja sama yang erat antarnegara. Pandangan Luhut ini menunjukkan keyakinan bahwa ide-ide yang muncul selama forum akan diterapkan dalam bentuk tindakan nyata.
Selain itu, Deputi Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, menyoroti posisi strategis Indonesia dalam membangun kerja sama lintas negara untuk menciptakan solusi berkelanjutan. Ia juga menegaskan bahwa fokus pada solusi praktis sangat penting dalam menjawab tantangan global ini.
Wakil Ketua Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani, turut berpendapat bahwa ISF 2024 berhasil mengatasi kesenjangan pendanaan untuk bisnis yang berkelanjutan. Menurutnya, forum ini berfungsi sebagai platform efektif untuk memobilisasi pendanaan hijau serta mendorong dunia usaha untuk menerapkan praktik ramah lingkungan. Shinta optimis bahwa ISF 2024 akan membuka peluang besar bagi dunia usaha dalam mendukung pendanaan hijau.
Jumlah peserta dalam ISF 2024 tercatat lebih dari 7.000 orang yang berasal dari 53 negara, tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Forum ini diharapkan terus menjadi langkah signifikan menuju pembangunan berkelanjutan, dengan rencana untuk penyelenggaraan ISF 2025 di Bali.