(Beritadaerah-Batam) Penyiapan sumberdaya manusia yang berkualitas juga diperlukan sebagai upaya menciptakan Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, Pemerintah mendorong sinergi pentahelix.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi guna penyiapan sumberdaya manusia yang berkualitas memerlukan beberapa perbaikan. Diantaranya ialah masih tingginya kasus korupsi, rendahnya minat berbisnis di Indonesia, dan rendahnya proporsi masyarakat di bidang entrepreneur. Tercatat masyarakat yang bergerak di bidang entrepreneur baru 3,17 persen.
Keberadaban digital kita juga masih sangat rendah, terendah di Asia Tenggara. Datanya, 47 persen digunakan untuk hoaks dan penipuan, 27 persen ujaran kebencian, 13 persen diskriminasi. Ini harus dijadikan perhatian, Didik sampaikan pada saat memberi sambutan pada Aksi Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental melalui Seminar Pembangunan Mental dan Karakter Warga Gereja bersama Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) serta Penanaman Sepuluh Juta Pohon, di Batam, Jumat (30/09/2022).
Didik mengatakan, penyelesaian masalah tersebut tak bisa dilakukan oleh satu unsur saja. Komitmen dan sinergi pentahelix atau antar unsur satu dengan unsur lainnya menjadi kunci utama. Unsur Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media harus bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen.
Sementara itu, Didik turut mengapresiasi inisiatif PGI serta seluruh jemaat yang telah mendukung terselenggaranya aksi nyata dengan baik. Dan telah bekerjasama dengan Kemenko PMK.
Ia berharap, seterusnya, PGI dapat mengambil bagian dalam upaya mendorong program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Semoga program selanjutnya akan memiliki tugas yang koheren dan berkesinambungan dengan program pemerintah khususnya untuk membangun SDM.
Adapun dalam mendorong GNRM tersebut, terdapat tiga nilai utama yang perlu diaplikasikan dalam kehidupan. Diantaranya, integritas, gotong royong dan etos kerja.
Menurut Didik, tiga nilai utama itu sangat penting untuk diimplementasikan dan digaungkan lebih luas melalui Aksi-aksi Nyata di masyarakat, khususnya di lingkungan Organisasi/Majelis Tinggi Keagamaan di Indonesia.
Melalui kegiatan hari ini, semoga menajdi salah satu upaya kita membekali generasi kita menuju emas 2045. Dan itu menjadi komitmen kita bersama, bukan hanya jargon, marilah kita wujudkan, ditandai dengan kemakmuran kesejahteraan keharmonisan dan kedamaian di indonesia, demikian ditutup Didik.