(Beritadaerah-Ambon) Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyampaikan bahwa pendirian Sekolah Unggulan Garuda merupakan langkah strategis pemerintah untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul, berkarakter, dan siap bersaing di era digital. Hal itu ia ungkapkan dalam acara *Indonesia GOID Goes to Campus: Suara Muda, Ruang Cerdas, Untuk Indonesia Kuat* di Ambon, Maluku, Rabu (8/10/2025).
Program Sekolah Garuda, yang merupakan bagian dari inisiatif nasional Presiden Prabowo Subianto, menargetkan terbentuknya 100 sekolah unggulan di seluruh Indonesia hingga tahun 2029. Khusus di Maluku, Sekolah Siwalima menjadi salah satu dari 16 sekolah yang diresmikan secara serentak. “Sekolah ini akan menjadi simbol kemajuan pendidikan di kawasan timur,” ujar Meutya Hafid.
Ia menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya mengasah kecerdasan intelektual, tetapi juga menumbuhkan karakter, disiplin, dan nilai-nilai kepemimpinan. “Pemimpin sejati bukan hanya pintar, tetapi juga memiliki moral dan integritas,” tegasnya.
Menurut Meutya, masyarakat Maluku memiliki kekuatan karakter yang khas, terbentuk dari budaya perjuangan dan ketangguhan leluhur. “Anak-anak Maluku punya semangat luar biasa. Sejarah mereka mengajarkan tentang keberanian dan daya juang, dan itu harus kita jaga,” ujarnya.
Sekolah Garuda juga dirancang untuk memperluas akses pendidikan unggulan di luar Pulau Jawa. Pemerintah pusat kini ikut memastikan kualitas dan kurikulum sekolah setara dengan standar nasional, serta mengintegrasikan pembelajaran berbasis teknologi dan karakter. “Kami ingin anak-anak di Maluku juga mampu bersaing di panggung global,” jelas Menkomdigi.
Selain menjadi bagian dari strategi peningkatan *Human Capital Index* (HCI) Indonesia, program ini turut menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan masa depan, menekankan penguasaan teknologi, kreativitas, dan literasi digital.
Dalam kunjungannya, Meutya juga menyoroti masih terbatasnya konektivitas digital di Maluku. Ia meminta operator telekomunikasi memperbaiki layanan dan memberikan kompensasi kepada masyarakat yang terdampak. “Konektivitas bukan hanya tentang internet cepat, tapi soal pemerataan akses pengetahuan,” ujarnya.
Pemerintah juga memberikan insentif bagi operator baru yang berinvestasi di kawasan timur, termasuk Maluku dan Maluku Utara. Meutya menegaskan bahwa keberhasilan transformasi digital dan pendidikan nasional hanya dapat dicapai dengan kerja sama berbagai pihak. “Transformasi tidak akan hidup tanpa kolaborasi. Pemerintah membangun infrastruktur, tapi masyarakat dan dunia pendidikanlah yang membuatnya berkembang,” tutupnya.


