(Beritadaerah-Minahasa) Di tengah sejuknya dataran tinggi Minahasa, Sulawesi Utara, berdiri sebuah tugu yang tidak biasa, bukan patung pahlawan ataupun tugu perjuangan, melainkan sebuah kacang tanah raksasa. Tugu Kacang Kawangkoan, merupakan simbol kebanggaan masyarakat lokal dan bukti bahwa makanan pun bisa menjadi ikon budaya.
Kawangkoan dikenal sebagai penghasil kacang sangrai terbaik di Sulawesi Utara. Proses pengolahannya yang unik yakni disangrai dengan pasir gunung dalam wajan besar. Inilah warisan yang telah diwariskan turun-temurun sampai sekarang. Tidak heran jika kacang menjadi bagian tidak terpisahkan dari identitas daerah ini.

Tugu Kacang Kawangkoan dibangun sebagai penghormatan terhadap warisan tersebut. Bentuknya menyerupai kacang tanah yang terbuka, memperlihatkan dua biji kacang di dalamnya. Terlihat sederhana, tapi sesungguhnya penuh makna.
Tugu ini terletak di Uner, Kawangkoan Utara, tepat di pusat aktivitas masyarakat. Kita dapat merasakan suasana pegunungan yang sejuk dan tenang, sambil menyeruput kopi panas ditemani biapong (bakpao khas Minahasa) dan kacang sangrai. Tidak sedikit wisatawan yang berswafoto di tugu yang menarik ini. Bahkan tugu ini menjadi titik awal eksplorasi kuliner dan budaya Kawangkoan.

Dengan bentuknya yang unik dan latar pegunungan yang indah, Tugu Kacang menjadi spot foto favorit bagi pengunjung. Banyak wisatawan menjadikannya latar untuk konten media sosial, menjadikan kacang sangrai bukan hanya camilan, tapi juga bagian dari cerita perjalanan mereka.
Tugu Kacang bukan hanya penanda geografis, tapi juga simbol perjuangan ekonomi masyarakat. Di balik setiap biji kacang sangrai, ada kerja keras petani, pengrajin, dan pedagang lokal yang telah bekerja turun-temurun. Monumen ini mengingatkan kita bahwa hal-hal sederhana pun bisa menjadi sumber kehidupan dan kebanggaan.

Tugu Kacang Kawangkoan merupakan bukti bahwa identitas daerah bisa dibangun dari hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Ia bukan hanya monumen, tapi juga pengingat bahwa rasa, tradisi, dan kerja keras adalah fondasi budaya yang tak ternilai. Inilah warisan budaya Kawangkoan yang tidak hanya dikenal oleh masyarakat lokal, nusantara bahkan sampai mancanegara.


