(Beritadaerah-Jakarta) Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2025 terjadi inflasi secara year on year (y-on-y) sebesar 0,76 persen. Inflasi provinsi y-on-y tertinggi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 4,55 persen dan terendah di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,02 persen.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti (Winny) saat konferensi pers di Jakarta, Senin (3/2), mengatakan inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
“Antara lain kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,69 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,24 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,14 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,84 persen,” kata Winny.
Kemudian kelompok transportasi sebesar 0,76 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,11 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,05 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,47 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,27 persen.
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 8,75 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,30 persen.
Winny mengatakan bahwa tingkat deflasi month to month (m-to-m) Januari 2025 sebesar 0,76 persen dan tingkat deflasi year to date (y-to-d) Januari 2025 sebesar 0,76 persen.
“Tingkat inflasi y-on-y komponen inti Januari 2025 sebesar 2,36 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,30 persen, dan inflasi y-to-d sebesar 0,30 persen,” kata Winny.