Menekraf ekraf
sumber: Kemenekraf

Manfaatkan Potensi Produk Ekraf untuk Sektor Pariwisata

(Beritadaerah-Nasional) Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya menerima audiensi dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk membahas potensi kolaborasi antara sektor ekonomi kreatif (ekraf) dengan industri perhotelan dan restoran. Pertemuan ini menjadi wadah untuk menggali peluang yang dapat memperkuat hubungan antara kedua sektor tersebut, yang memiliki irisan kuat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Menekraf Riefky dalam sambutannya menekankan bahwa kerja sama dalam pertukaran data serta pengembangan collaborative events sangat penting untuk memperkuat subsektor ekraf. Dengan kolaborasi ini, diharapkan dapat mengoptimalkan potensi yang ada dan memperkenalkan produk ekraf kepada lebih banyak pihak, terutama di sektor pariwisata. “Faktanya, sektor ekraf dan pariwisata kini semakin kuat dampaknya dalam penyerapan tenaga kerja. Ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk menjadi mesin pertumbuhan nasional yang dimulai dari daerah-daerah,” ujarnya. Menurutnya, ke depan, 17 subsektor ekonomi kreatif perlu diberikan stimulus untuk terus bergerak dan mendorong perekonomian kreatif di tingkat daerah.

Dalam audiensi yang berlangsung di Gedung Sapta Pesona, Jakarta pada Kamis, 9 Januari 2025, hadir juga Wamenekraf/Wakabekraf Irene Umar, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekraf Cecep Rukendi, Direktur Pengembangan Sistem Pemasaran dan Hubungan Kelembagaan Radi Manggala, dan Direktur Fasilitasi Infrastruktur Fahmy Akmal. Wamenekraf Irene Umar dalam kesempatan itu juga menyampaikan bahwa kolaborasi yang dapat dikembangkan tidak hanya terbatas pada promosi produk, tetapi juga pemanfaatan produk ekraf untuk kebutuhan operasional hotel, seperti amenities, hiburan, dan berbagai kebutuhan lainnya.

Menurut Irene, sektor ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar dalam mendukung berbagai aspek kegiatan hotel dan restoran, seperti dalam penyediaan produk kreatif lokal untuk keperluan dekorasi dan fasilitas lainnya. “Selain itu, aktivasi program bersama dalam konteks ekonomi kreatif juga dapat mengarah pada pengembangan permainan (games), film animasi, hingga pojok bacaan di hotel-hotel,” ujar Irene.

Salah satu contoh konkret adalah Program Re(Kreasi) Lokal yang sudah dilaksanakan oleh Kemenekraf, yang menyediakan fasilitas local game consoles dan local culinary di beberapa hotel Artotel Group, yang juga terafiliasi dengan PHRI. Program ini diharapkan dapat lebih memperkenalkan kekayaan budaya dan produk lokal Indonesia, yang pada gilirannya juga mendukung sektor pariwisata nasional.

Sementara itu, PHRI menyambut positif peluang kolaborasi ini, yang dapat memberikan dampak signifikan bagi pengembangan sektor ekonomi kreatif di Indonesia. Ketua Umum PHRI, Hariyadi BS Sukamdani, mengungkapkan bahwa kolaborasi antara sektor ekonomi kreatif dan pariwisata sangat relevan dalam menciptakan nilai tambah, terutama dalam penyelenggaraan berbagai jenis acara seperti festival budaya, festival musik, dan festival seni. Acara semacam itu dapat digelar dalam jaringan hotel dan restoran di seluruh Indonesia, yang sekaligus memperkenalkan produk-produk kreatif lokal ke pasar internasional.

Hariyadi juga menyoroti pentingnya digitalisasi dalam memajukan ekonomi kreatif, terutama untuk melindungi kekayaan intelektual (IP) lokal, yang kini menjadi aset berharga di sektor pariwisata dan industri kreatif. Digitalisasi memungkinkan distribusi produk ekraf yang lebih luas dan cepat, serta memberikan proteksi terhadap karya-karya kreatif anak bangsa. “Melalui digitalisasi, kita bisa lebih mudah mempromosikan IP lokal dan memastikan karya-karya tersebut terlindungi, khususnya di sektor hotel dan restoran,” ujar Hariyadi.

Lebih lanjut, kolaborasi ini juga bisa mempercepat pemanfaatan teknologi dalam sektor ekonomi kreatif, baik dalam hal pemasaran maupun pengembangan produk. Dengan adanya kerja sama antara sektor ekraf dan PHRI, berbagai potensi yang ada di industri kreatif bisa lebih maksimal dalam mendukung perekonomian Indonesia.

Sebagai langkah awal, Kemenekraf akan terus berupaya memperluas jangkauan Program Re(Kreasi) Lokal di hotel-hotel lainnya di seluruh Indonesia, dengan melibatkan lebih banyak pelaku industri kreatif lokal. Selain itu, kerja sama ini akan mencakup berbagai kegiatan yang memanfaatkan produk-produk kreatif dalam penyediaan layanan hotel, baik dalam hal fasilitas maupun hiburan, yang akan semakin memperkaya pengalaman wisatawan.

Dengan semakin berkembangnya potensi produk ekraf di sektor pariwisata, diharapkan Indonesia dapat menjadi pusat kreativitas dan inovasi global. Kemenekraf berkomitmen untuk mendorong sektor ekonomi kreatif agar dapat tumbuh lebih pesat, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional, dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk PHRI. Kerja sama ini diyakini akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan pariwisata dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.