(Beritadaerah – Rembang) Pemerintah Kabupaten Rembang di Jawa Tengah, saat ini mengembangkan sektor pertanian dengan sistem pengolahan tanah menggunakan alat mesin pertanian (alsintan). Sebab, dengan sistem ini keuntungannya dinilai lebih besar daripada diolah menggunakan sistem manual menggunakan tenaga manusia.
Terkait modernisasi alat pertanian, Bupati Rembang Abdul Hafidz menyampaikan, untuk mendorong produktivitas lahan pertanian, setiap tahun pihaknya telah memberikan bantuan sebanyak 500 hingga 1.000 alsintan kepada kelompok tani. Mulai hand traktor, cultivator, rotary, dan combine, yang harganya mencapai ratusan juta rupiah.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Nanggala Desa Sidomulyo Suwarno menyampaikan, pihaknya sudah melakukan analisis usaha tani, sehingga bisa disimpulkan mengolah tanah dengan alsintan lebih menguntungkan dari sistem manual.
Disampaikan, uang yang didapat dari panen padi dari sistem manual, sebanyak 7,1 ton, dengan harga gabah Rp5.200 per kilogram, sehingga total pendapatan melebihi Rp36,9 juta. Sedangkan biaya pengolahan tanah sebesar Rp17,3 juta lebih. Untung yang didapat petani lebih dari Rp19,5 juta per hektare.
Sedangkan pengolahan lahan menggunakan alsintan, lanjut Suwarno, mulai penggunaan traktor sampai dengan mesin panen atau combine harvest, petani lebih untung sebesar Rp25 juta lebih per hektare.
“Di MT (masa tanam) I 2022/2023 ini, ada perbedaan yang signifikan antara sistem manual dengan sistem alat. Kita ada keuntungan yang manual Rp19 juta sekian, yang pakai alat Rp 25 juta sekian,” kata Suwarno yang dikutip laman Jatengprov, Rabu (15/2).
Sedangkan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto mengatakan, saat ini petani di Rembang sudah ada yang telah tanam padi MT2 (walik dami) pada lahan 2 ribu hektare. Sedangkan yang belum panen, sekitar 25 ribu hektare dari 27 ribu hektare lahan tanam MT1.
Ditambahkan juga oleh Agus, bahwa dari 27 ribu hektare yang sudah panen di nulan Januari, sekitar 500 hektare. Sedangkan pada bulan Februari, diprediksi panen sekitar 8.500 hektare, dan sisanya 14.500 hektare akan dipanen pada bulan Maret 2023 ini.