(Beritadaerah-Kolom) Ibu Kota Negara yang ideal harus memenuhi sebagai kota paling sustainable di dunia. Ibu Kota Negara adalah kota yang aman dan terjangkau, desain sesuai kondisi alam, terhubung, aktif, dan mudah diakses, sirkuler dan tangguh, Ibu Kota Negara juga kota yang rendah emisi karbon. Ibu Kota adalah simbol identitas bangsa Indonesia, mencerminkan keindahan khas Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika.
Ibu Kota adalah penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, memiliki kenyamanan dan efisiensi melalui teknologi dan inovasi peluang ekonomi yang kuat untuk semua.
Memperhatikan negara-negara di dunia maka perpindahan ibukota negara juga dilakukan oleh banyak negara. Negara tetangga Indonesia, Malaysia pada tahun 1999 memindahkan ibukotanya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya setelah dilaksanakan pembangunan sejak tahun 1995. Jarak dari keduanya sekitar 25 kilometer dan kemudian Kuala Lumpur berfungsi menjadi pusat bisnis dan keuangan, alasan pemindahan karena masalah perkotaan. Korea Selatan pada tahun 2003 hingga sekarang sedang dalam proses membangun Sejong menggantikan Seoul sebagai ibukota karena alasan pemerataan pertumbuhan ekonomi. Sejong yang berjarak 120 km dari Seoul akan menjadi kota administratif pemerintahan, pendidikan dan pusat riset. Australia memindahkan ibukotanya ke Canberra pada tahun 1927 yang dibangun sejak 1908. Canberra yang berjarak 280 km dari Sydney dan 660 km dari Melbourne kemudian menjadi kota administratif pemerintahan didukung oleh universitas. Amerika Serikat juga pernah memindahkan ibukota dari Philadelphia ke Washington DC sekitar tahun 1800. Philadelphia menjadi pusat bisnis dan keuangan Wahington DC menjadi pusat administratif pemerintahan didukung oleh universitas.
Baca Juga :Nusantara, Ibu Kota Negara Baru Indonesia
Presiden Jokowi melalui instagramnya pada tanggal 30 April 2019 menulis alasan perpindahan ibukota negara “Selamat pagi. DKI Jakarta saat ini memikul dua beban sekaligus: sebagai pusat pemerintahan dan layanan publik, juga pusat bisnis. Apakah di masa depan kota ini masih mampu memikul beban itu?
Banyak negara yang telah memikirkan dan mengantisipasi arah perkembangan negara mereka di masa mendatang dengan memindahkan ibu kota negara. Contohnya Malaysia, Korea Selatan, Brasil, Kazakhstan, dan lain-lain.
Di Indonesia, gagasan memindahkan ibu kota juga sudah muncul sejak era Presiden Soekarno, dan selalu menjadi wacana di setiap era presiden, tidak pernah diputuskan dan dijalankan secara terencana dan matang.
Kemarin di Kantor Presiden, saya menggelar rapat soal pemindahan ibu kota negara. Pembahasan ini tidak hanya mempertimbangkan manfaat jangka pendek semata, namun, terutama kebutuhan dan kepentingan negara dalam perjalanan menuju negara maju. Pemindahan ibu kota adalah sebuah proses yang tidak singkat dan berbiaya besar. Di antaranya mengenai pemilihan lokasi yang tepat, pertimbangan aspek geopolitik, geostrategis, serta kesiapan infrastruktur pendukung.
Menurut Anda, di mana sebaiknya ibu kota negara Indonesia ditempatkan dan apa pertimbangannya?”
Pertanyaan Presiden Jokowi kepada netizen ini mendapatkan jawaban yang sangat beragam, mungkin setiap orang memperjuangankan kotanya masing-masing agar bisa menjadi ibukota negara.
Dalam instagram ini memang dijelaskan mengapa alasan perpindahan ibukota akan dilakukan, ada tiga beban yang akan dipisahkan pemerintahan dan layanan publik, sedangkan satu lagi adalah pusat bisnis. Pernyataan Presiden ini juga memperlihatkan pertimbangan pemilihan sebuah daerah menjadi ibukota negara seperti aspek geopolitik, geostrategis dan kesiapan infrastruktur.
Sejumlah daerah yang dikunjungi Presiden yang berada di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, dikunjungi Presiden karena bebas dari kemungkinan bencana alam geologis, memiliki tanah yang cukup untuk sebuah ibukota baru, namun infrastruktur perlu ditambahkan. Katingan menjadi salah satu daerah yang diperhitungkan sebagai alternatif perpindahan ibukota. Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah menjadi daerah yang juga terpantau untuk ibu kota baru, lahannya yang luas, bebas gempa bumi hanya infrastruktur dan masyarakat perlu dipersiapkan. Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah ada dalam radar bakal ibu kota baru karena dekat dengan Palangkaraya, namun ada bencana banjir, kebakaran hutan serta infrastruktur yang masih kurang. Kabupaten Kutai Kartanegara, sebagai daerah yang berada di Kalimantan Timur dekat dengan Balikpapan yang memiliki pelabuhan dan bandara namun rusak oleh aktivitas tambang yang membuat sulitnya pengadaan air bersih dan ancaman bencana banjir dan longsor. Keempat daerah ini mendapat kunjungan Presiden Jokowi, Katingan, Gunung Mas, Pulang Pisau dan Kutai Kartanegara sebagai daerah alternatif untuk pemindahan ibu kota negara yang baru.
Baca juga :Kunjungan Pertama Presiden ke Lokasi Ibu Kota Negara Baru
Dan pada akhirnya Presiden memutuskan “Ibu kota negara baru paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur,” ujar Jokowi di Istana Presiden, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Kriteria pemilihan dan terpilihnya Kalimantan Timur sebagai lokasi untuk Ibu Kota Negara, berkaitan dengan kriteria sebagai Ibu Kota Negara yang ideal, yaitu tersedianya lahan yang luas sebagai milik pemerintah atau BUMN, untuk mengurangi biaya. Dari sisi lokasi, secara geografis berada di tengah wilayah Indonesia, yang merepresentasikan keadilan. Kalimantan Timur memiliki potensi konflik sosial yang rendah, memiliki budaya terbuka terhadap pendatang. Memiliki daya dukung tanah dan air baku. Memenuhi perimeter pertahanan dan keamanan. Minimal terhadap bencana alam. Dekat dengan kota eksisting yang sudah berkembang untuk efisiensi investasi awal infrastruktur.
Kalimantan Timur juga memiliki aksesbilitas lokasi yang tinggi, dekat dengan dua kota besar: Balikpapan dan Samarinda. Struktur kependudukan heterogen dan terbuka, dan potensi konflik rendah. Pertahanan dapat didukung oleh Tri Matra Darat, Laut, Udara. Kemampuan lahan sedang untuk konstruksi bangunan. Lokasi aman dan minim ancaman bencana. Lahan luas, berstatus Hutan Produksi (HP) dan Perkebunan. Infrasruktur utama : jalan tol Balikpapan- Samarinda dan trans Kalimantan; Bandara di Balikpapan dan Samarinda; Pelabuhan Terminal Peti Kemas Kariangau, Balikpapan dan Pelabuhan Semayang, Samarinda. Air baku dari 3 waduk eksisting, 2 waduk yang direncanakan, 4 sungai, dan 4 Daerah Aliran Sungai. Berada di jalur ALKI II (Selat Makassar).

Kalimantan Timur juga memenuhi syarat sebagai – pertanian hulu dan pusat wisata alam. Ibu kota negara sebagai pusat saraf inti pemerintah dan pusat inovasi hijau. Balikpapan sebagai otot simpul hilir migas dan logistik Kalimantan Timur. Samarinda sebagai jantung pusat sejarah Kalimantan Timur dengan sektor energi yang diremajakan.
Dampak Ekonomi Perpindahan Ibu Kota Negara
Jangka Pendek yaitu pembangunan pada masa konstruksi, akan mendorong ekonomi melalui infrastruktur, kemudian dapat mendorong perdagangan antar wilayah di Indonesia, kemudian mendorong output sektor-sektor lain. Semua ini akan mendorong penciptaan kesempatan kerja dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Untuk kondisi jangka menengah dan jangka panjang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan akan mendorong peningkatan sektor non-tradisional, kemudian akan mendorong diversifikasi ekonomi di Kalimantan. Dampak selanjutnya akan meningkatkan perdagangan antar wilayah, sehingga membuat menurunnya ketimpangan pendapatan.
Ibu Kota Negara sebagai Superhub
Superhub Ibu Kota Negara bersifat locally integrated, globally connected, dan universally inspired. Universally inspired didefinisikan dengan superhub sebagai inspirasi universal, berarti bahwa superhub yang menjadi teladan sebagai kota yang hijau, berkelanjutan, dan bertaraf hidup tinggi di tengah tantangan perubahan iklim dengan menggunakan teknologi.
Globally connected berbicara tentang Superhub dan dunia, Superhub yang membantu menempatkan Indonesia di posisi yang lebih strategis dalam jalur perdagangan dunia, arus investasi dan inovasi teknologi.
Locally integrated berarti berbicara Superhub dan Indonesia, Superhub yang mengubah perekonomian Indonesia menjadi lebih inklusif melalui strategi tiga kota, dengan menjadi penggerak ekonomi bagi Kalimantan Timur dan pemicu untuk memperkuat rantai nilai domestik di seluruh Kawasan Timur Indonesia dan seluruh Indonesia. Semua alasan di atas membuat Kalimantan Timur memenuhi kriteria sebagai daerah untuk Ibu Kota Negara Indonesia di masa yang akan datang.