(Beritadaerah-Surakarta) Dua tahun lalu saya bersama keluarga memilih destinasi berlibur ke Surakarta atau Solo, Jawa Tengah. Kota ini menjadi pilihan kami ketika ingin menikmati liburan menjelang akhir tahun. Seperti biasa kami menggunakan mobil pribadi agar dapat leluasa singgah dimana kami ingin dapat istirahat sejenak.
Surakarta, yang dikenal dengan kekayaan budaya Jawa, terdapat juga keunikan untuk menghadirkan secuil pesona Eropa di jantung kota ini. Terletak bersebelahan, yakni Gedung Juang yang penuh history dan Hotel Petit Solo yang memberikan sentuhan modern yang elegan, berpadu menciptakan lanskap yang menawarkan harmoni antara bangunan klasik dan desain kontemporer khas Eropa. Meskipun bukan taman hiburan tematik, kombinasi ini menawarkan pengalaman visual dan atmosfer yang menarik bagi para pengunjung.
Gedung Juang: Jejak Kolonial yang Membawa Nuansa Eropa Klasik
Gedung Juang menjadi salah satu bangunan sejarah yang berdiri megah dengan arsitektur kolonialnya, Gedung Juang nampak sekali gaya nuansa “Mini Eropa” pada area ini. Bangunan yang dulunya berfungsi sebagai Sociëteit Habiprojo ini memancarkan pesona masa lalu dengan detail fasadnya yang khas. Pilar-pilar kokoh, jendela-jendela besar, dan ornamen-ornamen klasik membangkitkan imajinasi tentang bangunan-bangunan bersejarah yang sering dijumpai di kota-kota tua Eropa. Keberadaannya memberikan konteks sejarah yang kuat dan menjadi daya tarik visual yang tak lekang oleh waktu.
Hotel Petit Solo : Sentuhan Modernitas yang Elegan
Hotel Petit letaknya tepat di sisi Gedung Juang, Hotel Petit Solo hadir dengan desain yang lebih kontemporer namun tetap mempertahankan sentuhan elegan. Hotel butik ini seringkali mengusung gaya minimalis modern dengan garis-garis bersih, dan penggunaan material yang berkelas. Kontras antara arsitektur klasik Gedung Juang dan desain modern Hotel Petit Solo menciptakan dinamika visual yang menarik, layaknya perpaduan antara bangunan bersejarah yang dilestarikan dengan sentuhan arsitektur modern yang berkembang di kota-kota Eropa.
Kekuatan lanskap “Mini Eropa” di kawasan ini tidak terletak pada replikasi miniatur bangunan terkenal, melainkan pada atmosfer dan perpaduan arsitektur yang mengingatkan pada kota-kota di Eropa. Arsitektur dari gedung ini perpaduan antara gaya kolonial Gedung Juang dan desain modern Hotel Petit Solo, menggambarkan visual yang unik dan memikat.
Sedangkan tata ruang di sekitar kedua bangunan ini ditata sedemikian rupa untuk menciptakan ruang publik yang nyaman dan estetis, dengan jalan setapak yang rapi dan area terbuka yang mengundang untuk berjalan-jalan santai.
Bagi para tamu Hotel Petit Solo, pengalaman menginap menjadi lebih istimewa dengan pemandangan Gedung Juang yang bersejarah. Mereka yang berkunjung dapat menikmati sarapan atau bersantai di area hotel sambil mengagumi arsitektur klasik di sebelahnya. Kedekatan ini memungkinkan para tamu untuk merasakan sentuhan sejarah sekaligus menikmati kenyamanan modern dalam satu lokasi. Hotel Petit, tampak luar tidak tergambar gaya Eropa tapi ketika masuk sangat berbeda sekali.
Meskipun tidak memiliki taman hiburan bertema Eropa, Surakarta melalui kombinasi Gedung Juang dan Hotel Petit Solo menawarkan interpretasi “Mini Eropa” yang otentik dan menarik. Ini adalah bukti bagaimana sejarah dan modernitas dapat berpadu harmonis menciptakan lanskap kota yang kaya akan cerita dan pesona.
Gedung Juang ini dapat jadi pilihan yang tepat ketika kami menginap di Hotel Petit, sehingga kami dapat melihat bagian dari sejarah dengan bangunan gaya Eropa yang sangat kental secara keseluruhan. Itulah gambaran yang dapat saya ceritakan selama berlibur dan menginap disana.