Lelang SUN Catat Kinerja Cemerlang di Tengah Dinamika Pasar Saham

(Beritadaerah-Jakarta) Di tengah fluktuasi pasar saham, hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) hari ini mencatat capaian yang sangat solid. Minat investor tetap tinggi dengan total penawaran masuk (incoming bid) mencapai 2,38 kali lipat dari target indikatif Rp26 triliun.

*”Hasil ini mencerminkan kepercayaan investor yang tetap kuat terhadap pemerintah dan APBN,”* ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/3).

Ia mengungkapkan bahwa partisipasi investor asing dalam lelang ini tetap signifikan, dengan incoming bid mencapai Rp13,95 triliun atau 22,59% dari total penawaran masuk. Dengan tingginya permintaan, jumlah penawaran yang dimenangkan (awarded bid) mencapai Rp28 triliun, melampaui target indikatif yang ditetapkan. Dari total awarded bid tersebut, investor asing menyerap Rp5,33 triliun atau 19,04%.

Tingkat imbal hasil (yield) yang terbentuk dalam lelang ini sejajar dengan pasar sekunder, tanpa perlu tambahan premi untuk menarik investor. *”Ini menunjukkan bahwa investor merasa nyaman dan memiliki keyakinan tinggi terhadap instrumen SUN,”* tambah Sri Mulyani.

Spread SUN tenor 10 tahun terhadap US Treasury (UST) dengan tenor setara juga tetap kompetitif di level 267 basis poin (bps), lebih rendah dibandingkan negara-negara lain seperti Meksiko, Afrika Selatan, dan Brasil.

Menkeu menegaskan bahwa dukungan investor, termasuk dari luar negeri, terhadap Surat Berharga Negara (SBN) terus menguat dan menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas fiskal. Hingga saat ini, arus modal masuk (capital inflow) ke pasar SBN tercatat sebesar Rp17,53 triliun (year to date).

*”Kami ingin menegaskan kepada pelaku pasar dan media bahwa Kementerian Keuangan akan terus mengelola APBN dengan prinsip kehati-hatian dan kredibilitas tinggi. Ini adalah langkah strategis untuk mendukung pembangunan nasional serta menjaga kepercayaan masyarakat dan pelaku ekonomi,”* tegas Sri Mulyani.

Selain membahas hasil lelang SUN, Menkeu juga menyoroti tren positif dalam penerimaan pajak. Dari data sementara periode 1-17 Maret 2025, penerimaan bruto tumbuh 6,6%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Ia menegaskan bahwa postur APBN akan tetap dijaga dengan defisit di kisaran 2,53% dari PDB, sesuai ketentuan dalam UU No. 62/2024.