(Beritadaerah – Jakarta) Proyek baru di Provinsi DKI Jakarta yakni Pekerjaan Konstruksi Jaringan Pipa Air Limbah Jakarta Sewerage Development Project Zona 1 Paket 6 (Area 2-2) senilai Rp620,772 miliar akan dipercayakan kepada PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau Adhi Karya. Dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/5), Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo menyampaikan dalam proyek ini akan dibangun jaringan pipa air limbah yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas sanitasi yang layak dan berkelanjutan bagi masyarakat di daerah Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
Penandatanganan kontrak telah dilaksanakan pada Rabu (12/4) lalu di Balaikota Provinsi DKI Jakarta, oleh Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya sekaligus Kuasa Adhi-Hutama dan General Infrastruktur I Adhi Karya John Arifin bersama pihak owner Kepala Bidang Pengelolaan Air Limbah selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Nelson.
Dalam proyek itu, Hutama Karya dan Adhi Karya bekerja sama melalui KSO Adhi-Hutama, dengan porsi Hutama Karya 49 persen dan Adhi Karya 51 persen. Proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ini dengan luas 3,9 hektare dan kapasitas IPAL 240.000 m3/hari akan dapat mengakomodir pembuangan air limbah bagi 989,389 jiwa.
Tjahjo mengatakan, jaringan pipa air limbah di Provinsi DKI Jakarta ini memiliki manfaat jangka panjang untuk mengurangi pencemaran lingkungan air limbah rumah tangga yang selama ini dibuang langsung ke sungai, sehingga bisa meningkatkan kualitas lingkungan yang bersih dan juga sehat.
“Melalui pelayanan sistem sanitasi terpusat (off site sanitation) dan sistem sanitasi setempat (on-site sanitation), pekerjaan konstruksi jaringan pipa air limbah ini akan mengakomodir wilayah yang tidak terjangkau dan belum tersedianya pengelolaan air limbah yang baik bagi masyarakat sekitar, di daerah Jakarta Utara dan Jakarta Barat,” jelas EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Menurut Tjahjo, Hutama Karya bertanggung jawab pada pekerjaan pemasangan pipa, konstruksi vertical shaft (lubang menerus antara satu lantai dengan lantai lainnya untuk meletakan saluran pipa utilitas secara vertical), konstruksi manhole pracetak, pekerjaan repavement (pengaspalan kembali jalan yang terkena dampak) dan pekerjaan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMKK).
Proyek ini ditargetkan rampung dalam 3,5 tahun atau pada akhir 2026 mendatang dengan menerapkan sejumlah metode kerja yang efektif, seperti penggunaan metode jacking pipe yang memungkinkan pemasangan pipa tanpa harus membuka trench sehingga meminimalisir kerusakan pada lingkungan dan infrastruktur yang ada.
Tjahjo menegaskan, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu tanpa ada kecelakaan (zero accident). Hasil dari pekerjaan proyek ini diharapkan juga dapat bermanfaat secara maksimal untuk masyarakat, agar kedepannya Hutama Karya dapat mendapatkan proyek sejenis baik di DKI Jakarta maupun wilayah Indonesia lainnya.