(Beritadaerah – Nasional) Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mempercepat pengentasan kemiskinan berbasis pertanian. Penandatanganan dilakukan di Kantor Pusat Kementan, Ragunan, Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional, Andi Amran Sulaiman, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor tanpa ego kelembagaan. “Kita harus melebur untuk rakyat. Semua potensi perlu dioptimalkan agar bantuan tepat sasaran dan tidak terhambat birokrasi,” ujarnya.
Amran mencontohkan program berbasis by name by address yang pernah ia terapkan dan berhasil menurunkan tingkat kemiskinan dari 38% menjadi 8% hanya dalam dua tahun melalui bantuan langsung seperti bibit, alat mesin pertanian, dan ternak ayam.
Menurutnya, sektor pertanian memiliki peran besar dalam pengentasan kemiskinan karena lebih dari setengah penduduk Indonesia bergantung pada sektor ini. “Nilai Tukar Petani kita sekarang mencapai 124, jauh di atas target 110. Ini bukti kesejahteraan petani terus meningkat,” tambahnya.
Program kolaborasi Kementan–BP Taskin akan dimulai melalui pilot project di 10 kabupaten dengan tingkat kemiskinan tinggi dan kepala daerah yang proaktif. Pendekatan dilakukan secara produktif, mencakup peningkatan produktivitas pertanian, penyediaan alat dan mesin, hingga pemberdayaan rumah tangga miskin lewat usaha ternak dan agribisnis kecil.
Kementan dan BP Taskin juga akan menerapkan skema aglomerasi, di mana satu kabupaten menjadi poros bagi empat wilayah sekitar, sehingga dampaknya lebih luas dan berkelanjutan.
Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Kementan. “Kami diterima dengan sangat baik oleh Pak Menteri. Setelah MoU ini, akan ada rapat koordinasi antara BP Taskin dan tiga Direktorat Jenderal Kementan untuk memastikan data dan intervensi berjalan tepat sasaran,” ujarnya.
Budiman menargetkan penurunan tingkat kemiskinan hingga 40% di wilayah sasaran. “Rata-rata kabupaten yang menjadi pilot memiliki kemiskinan 11–15%. Dengan intervensi yang tepat, kita harap bisa turun signifikan,” tambahnya.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi model baru pengentasan kemiskinan nasional yang produktif, terukur, dan berkelanjutan, dengan sektor pertanian sebagai motor utama peningkatan kesejahteraan rakyat.


