(Beritadaerah-Ketapang) Aktivitas penyeberangan antarpulau di lintas Ketapang–Gilimanuk masih berjalan sebagaimana mestinya, meskipun terjadi antrean kendaraan logistik menuju pelabuhan. Hal ini disampaikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, yang memastikan operasional tetap berlangsung dengan pengaturan ketat demi menjamin keselamatan pelayaran.
Antrean kendaraan logistik yang terjadi disebut merupakan dampak dari evaluasi armada kapal menyusul insiden KMP Tunu Pratama Jaya. Pemeriksaan menyeluruh terhadap puluhan kapal telah dilakukan, di mana sebagian besar dinyatakan laik laut dan telah kembali beroperasi.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud, menuturkan bahwa prioritas utama pihaknya saat ini adalah keselamatan, sehingga langkah-langkah pengendalian diterapkan termasuk pembatasan muatan dan larangan pengangkutan penumpang pada kapal tertentu. Sebagian kapal yang berasal dari jenis LCT hanya diperbolehkan berlayar dengan ketentuan khusus, seperti membatasi muatan hingga 75 persen dan tidak membawa kendaraan kecil.
Pada Kamis (17/7/2025), tercatat 25 kapal beroperasi dari dermaga MB I–IV dan LCM/Bulusan. Sejumlah kapal juga membantu pemuatan truk logistik dari buffer zone. PT ASDP di Pelabuhan Gilimanuk turut mempercepat waktu sandar kapal menjadi 15 menit dan siap menerapkan skema bongkar langsung berangkat jika diperlukan.
Sementara itu, cuaca di wilayah pelayaran dilaporkan kondusif dengan angin dari arah selatan dan ombak rendah. Namun demikian, antrean kendaraan logistik masih terjadi, khususnya dari kawasan Terminal Bus Sritanjung menuju Pelabuhan Ketapang.
Masyhud menyampaikan agar seluruh operator dan pengemudi logistik mematuhi arahan petugas di lapangan. Ia menambahkan bahwa proses normalisasi operasional terus dilakukan bersama seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk KSOP dan ASDP.
Kemenhub juga mengingatkan masyarakat agar tetap tenang dan hanya mengikuti informasi dari saluran resmi pemerintah. Pelayanan penyeberangan diperkirakan akan segera kembali normal setelah seluruh kapal selesai diverifikasi secara teknis.