Nilai ekspor Indonesia November 2022 mencapai US$24,12 miliar atau turun 2,46 persen dibanding ekspor Oktober 2022. Dibanding November 2021 nilai ekspor naik sebesar 5,58 persen.Ekspor nonmigas November 2022 mencapai US$22,99 miliar, turun 1,94 persen dibanding Oktober 2022, sementara itu naik 6,88 persen jika dibanding ekspor nonmigas November 2021.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–November 2022 mencapai US$268,18 miliar atau naik 28,16 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$253,61 miliar atau naik 28,04 persen.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas November 2022 terhadap Oktober 2022 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$577,6 juta (16,62 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$292,2 juta (87,19 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–November 2022 naik 18,59 persen dibanding periode yang sama tahun 2021, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 12,44 persen, serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 74,15 persen.
Ekspor nonmigas November 2022 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$6,28 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,10 miliar dan Jepang US$1,90 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,73 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,25 miliar dan US$1,55 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–November 2022 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$35,61 miliar (13,28 persen), diikuti Kalimantan Timur US$33,30 miliar (12,42 persen) dan Jawa Timur US$22,87 miliar (8,53 persen).
Nilai impor Indonesia November 2022 mencapai US$18,96 miliar, turun 0,91 persen dibandingkan Oktober 2022 atau turun 1,89 persen dibandingkan November 2021.
Impor migas November 2022 senilai US$2,80 miliar, turun 16,64 persen dibandingkan Oktober 2022 atau turun 7,30 persen dibandingkan November 2021.
Impor nonmigas November 2022 senilai US$16,16 miliar, naik 2,45 persen dibandingkan Oktober 2022 atau turun 0,89 persen dibandingkan November 2021.
Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar November 2022 dibandingkan Oktober 2022 adalah serealia US$91,6 juta (25,28 persen). Sedangkan peningkatan terbesar adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya US$222,8 juta (8,50 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–November 2022 adalah Tiongkok US$61,39 miliar (34,03 persen), Jepang US$15,58 miliar (8,64 persen), dan Thailand US$10,09 miliar (5,60 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$30,38 miliar (16,84 persen) dan Uni Eropa US$10,42 miliar (5,77 persen).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–November 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi US$333,5 juta (1,88 persen), bahan baku/penolong US$35.079,0 juta (26,62 persen), dan barang modal US$7.333,5 juta (28,88 persen).
Neraca perdagangan Indonesia November 2022 mengalami surplus US$5,16 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$6,83 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,67 miliar.