(Beritadaerah-Kolom) Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sayuran dan buah buahan semusim. Komoditas sayuran dan buah-buahan semusim yang mempunyai kontribusi besar terhadap produksi hortikultura dan tingkat inflasi adalah bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, kentang, tomat, dan wortel.
Bawang Merah
Produksi bawang merah tahun 2021 mencapai 2 juta ton, naik sebesar 10,42% (189,15 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi bawang merah oleh sektor rumah tangga tahun 2021 adalah mencapai 790,63 ribu ton, naik sebesar 8,33% (60,81 ribu ton) dari tahun 2020. Sebagian besar konsumsi bawang merah adalah dari sektor rumah tangga yaitu 94,16% dari total konsumsi bawang merah.
Pada tahun 2021, produksi bawang merah tertinggi terjadi di bulan Agustus yaitu mencapai 218,74 ribu ton dengan luas panen 18,07 ribu hektar. Provinsi dengan produksi bawang merah terbesar adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Jawa Tengah berkontribusi sebesar 28,15% terhadap produksi nasional dengan produksi mencapai 564,26 ribu ton dan luas panen 55,98 ribu hektar. Jawa Timur berkontribusi sebesar 24,99% dengan produksi mencapai 500,99 ribu ton dan luas panen 53,67 ribu hektar. Nusa Tenggara Barat berkontribusi sebesar 11,11% dengan produksi mencapai 222,62 ribu ton dan luas panen 20,31 ribu hektar.
Baca juga : Jelang Ramadan dan Idulfitri, Bupati Garut: Stok Beras dan Hortikultura Terpenuhi
Nilai ekspor bawang merah pada tahun 2021 mencapai US$ 7,1 juta, turun sebesar 41,58% (US$ 6,64 juta) dari tahun 2020. Nilai impor bawang merah pada tahun 2021 mencapai US$ 793 ribu, turun sebesar 48,35% (US$ 564,48 ribu).
Negara tujuan utama ekspor bawang merah adalah Thailand dengan nilai ekspor mencapai US$ 4,66 juta (3,13 ribu ton), Singapura dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,74 juta (809 ton), dan Malaysia dengan nilai ekspor mencapai US$ 111,23 ribu (90 ton). Negara asal utama impor bawang merah adalah Malaysia dengan nilai impor mencapai US$ 384,82 ribu (543 ton), Thailand dengan nilai impor mencapai US$ 151,2 ribu (81 ton), dan Jepang dengan nilai impor mencapai US$ 55,09 ribu (11 ton).
Bawang Putih
Produksi bawang putih tahun 2021 mencapai 45,09 ribu ton, turun sebesar 44,88% (36,71 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi bawang putih oleh sektor rumah tangga tahun 2021 adalah mencapai 506,42 ribu ton, naik sebesar 12,32% (55,57 ribu ton) dari tahun 2020. Sebagian besar konsumsi bawang putih adalah dari sektor rumah tangga yaitu 91,89% dari total konsumsi bawang putih.
Pada tahun 2021, produksi bawang putih tertinggi terjadi di bulan April yaitu mencapai 7,33 ribu ton dengan luas panen 1,03 ribu hektar. Provinsi dengan produksi bawang putih terbesar adalah Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. Jawa Tengah berkontribusi sebesar 56,65% terhadap produksi nasional dengan produksi mencapai 25,55 ribu ton dan luas panen 3,88 ribu hektar. Nusa Tenggara Barat berkontribusi sebesar 20,45% dengan produksi mencapai 9,22 ribu ton dan luas panen 1,05 ribu hektar. Jawa Timur berkontribusi sebesar 9,36% dengan produksi mencapai 4,22 ribu ton dan luas panen 812 hektar.
Nilai ekspor bawang putih pada tahun 2021 mencapai 33 ribu ton, turun sebesar 89,8% (US$ 288,96 ribu) dari tahun 2020. Nilai impor bawang putih pada tahun 2021 mencapai US$ 681,64 juta, naik sebesar 13,92% (US$ 83,26 juta).
Negara tujuan utama ekspor bawang putih adalah Singapura dengan nilai ekspor mencapai US$ 23,64 ribu (6,4 ton), Malaysia dengan nilai ekspor mencapai US$ 5,89 ribu (1,5 ton), dan Hong Kong dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,84 ribu (0,3 ton). Negara asal utama impor bawang putih adalah Cina dengan nilai impor mencapai US$ 679,83 juta (610 ribu ton), Amerika Serikat dengan nilai impor mencapai US$ 1,72 juta (254,5 ton), dan India dengan nilai impor mencapai US$ 47,24 ribu (25,5 ton).
Cabai Besar
Produksi cabai besar tahun 2021 mencapai 1,36 juta ton, naik sebesar 7,62% (96,38 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi cabai besar oleh sektor rumah tangga tahun 2021 adalah mencapai 596,14 ribu ton, naik sebesar 8,49% (46,67 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi cabai besar dari sektor rumah tangga adalah 72,94% dari total konsumsi cabai besar.
Pada tahun 2021, produksi cabai besar tertinggi terjadi di bulan November yaitu mencapai 124,72 ribu ton dengan luas panen 28,12 ribu hektar. Provinsi dengan produksi cabai besar terbesar adalah Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Jawa Tengah. Jawa Barat berkontribusi sebesar 25,21% terhadap produksi nasional dengan produksi mencapai 343,07 ribu ton dan luas panen 23,12 ribu hektar. Sumatera Utara berkontribusi sebesar 15,45% dengan produksi mencapai 210,22 ribu ton dan luas panen 17,22 ribu hektar. Jawa Tengah berkontribusi sebesar 12,44% dengan produksi mencapai 169,28 ribu ton dan luas panen 22,68 ribu hektar.
Cabai Rawit
Si kecil cabai rawit tahun 2021 mencapai 1,39 juta ton, turun sebesar 8,09% (121,96 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi cabai rawit oleh sektor rumah tangga tahun 2021 adalah mencapai 528,14 ribu ton, naik sebesar 10,25% (49,11 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi cabai rawit dari sektor rumah tangga adalah 75,72% dari total konsumsi cabai rawit.
Pada tahun 2021, produksi cabai rawit tertinggi terjadi di bulan Juli yaitu mencapai 134,4 ribu ton dengan luas panen 47,65 ribu hektar. Provinsi dengan produksi cabai rawit terbesar adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Jawa Timur berkontribusi sebesar 41,75% terhadap produksi nasional dengan produksi mencapai 578,88 ribu ton dan luas panen 78,96 ribu hektar. Jawa Tengah berkontribusi sebesar 12,93% dengan produksi mencapai 179,29 ribu ton dan luas panen 21,08 ribu hektar. Jawa Barat berkontribusi sebesar 9,91% dengan produksi mencapai 137,46 ribu ton dan luas panen 10,63 ribu hektar.
Kentang
Untuk kentang tahun 2021 mencapai 1,36 juta ton, naik sebesar 6,1% (78,3 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi kentang oleh sektor rumah tangga tahun 2021 adalah mencapai 771,46 ribu ton, naik sebesar 11,75% (81,09 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi kentang dari sektor rumah tangga adalah 28,42% dari total konsumsi kentang.
Pada tahun 2021, produksi kentang tertinggi terjadi di bulan Maret yaitu mencapai 127,68 ribu ton dengan luas panen 6,54 ribu hektar. Provinsi dengan produksi kentang terbesar adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Jawa Timur berkontribusi sebesar 23,83% terhadap produksi nasional dengan produksi mencapai 324,34 ribu ton dan luas panen 15,6 ribu hektar. Jawa Tengah berkontribusi sebesar 20,4% dengan produksi mencapai 277,73 ribu ton dan luas panen 16,39 ribu hektar. Jawa Barat berkontribusi sebesar 17,67% dengan produksi mencapai 240,48 ribu ton dan luas panen 10,8 ribu hektar.
Nilai ekspor kentang pada tahun 2021 mencapai US$ 8.11 juta, turun sebesar 26,53% (US$ 2,15 juta) dari tahun 2020. Nilai impor kentang pada tahun 2021 mencapai US$ 137,49 juta, naik sebesar 19,98% (US$ 22,89 juta).
Negara tujuan utama ekspor kentang adalah Singapura dengan nilai ekspor mencapai US$ 3,03 juta (3,36 ribu ton), Cina dengan nilai ekspor mencapai US$ 812,77 ribu (907 ton), dan Filipina dengan nilai ekspor mencapai US$ 602,28 ribu (299 ton). Negara asal utama impor kentang adalah Belgia dengan nilai impor mencapai US$ 41,06 juta (42,97 ribu ton), Amerika Serikat dengan nilai impor mencapai US$ 25,05 juta (19,04 ribu ton), dan Belanda dengan nilai impor mencapai US$ 16,77 juta (18,62 ribu ton).
Tomat
Tanaman tomat tahun 2021 mencapai 1,11 juta ton, naik sebesar 2,71% (29,41 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi tomat oleh sektor rumah tangga tahun 2021 adalah mencapai 677,97 ribu ton, naik sebesar 6,93% (43,96 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi tomat dari sektor rumah tangga adalah 44,81% dari total konsumsi tomat.
Pada tahun 2021, produksi tomat tertinggi terjadi di bulan Januari yaitu mencapai 108,27 ribu ton dengan luas panen 10,33 ribu hektar. Provinsi dengan produksi tomat terbesar adalah Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Jawa Barat berkontribusi sebesar 26,23% terhadap produksi nasional dengan produksi mencapai 292,31 ribu ton dan luas panen 9,98 ribu hektar. Sumatera Utara berkontribusi sebesar 18,23% dengan produksi mencapai 203,16 ribu ton dan luas panen 5,89 ribu hektar. Sumatera Barat berkontribusi sebesar 8,73% dengan produksi mencapai 97,27 ribu ton dan luas panen 3,57 ribu hektar.
Nilai ekspor tomat pada tahun 2021 mencapai US$ 1,04 juta, turun sebesar 34,07% (US$ 538,97 ribu) dari tahun 2020. Nilai impor tomat pada tahun 2021 mencapai US$ 14,87 juta, turun sebesar 14,88% (US$ 2,6 juta).
Negara tujuan utama ekspor tomat adalah Timor Leste dengan nilai ekspor mencapai US$ 387,59 ribu (356 ton), Filipina dengan nilai ekspor mencapai US$ 299,39 ribu (248 ton), dan Singapura dengan nilai ekspor mencapai US$ 290,93 ribu (139 ton). Negara asal utama impor tomat adalah Cina dengan nilai impor mencapai US$ 11,4 juta (12,16 ribu ton), Amerika Serikat dengan nilai impor mencapai US$ 1,48 juta (1,03 ribu ton), dan Italia dengan nilai impor mencapai US$ 835,67 ribu (705 ton).
Wortel
Hasil wortel tahun 2021 mencapai 720,09 ribu ton, naik sebesar 10,64% (69,23 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi wortel oleh sektor rumah tangga tahun 2021 adalah mencapai 365,92 ribu ton, naik sebesar 3,89% (13,69 ribu ton) dari tahun 2020. Konsumsi wortel dari sektor rumah tangga adalah 26,81% dari total konsumsi wortel.
Pada tahun 2021, produksi wortel tertinggi terjadi di bulan Juli yaitu mencapai 69,09 ribu ton dengan luas panen 3,64 ribu hektar. Provinsi dengan produksi wortel terbesar adalah Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Jawa Barat. Jawa Tengah berkontribusi sebesar 21,25% terhadap produksi nasional dengan produksi mencapai 153,03 ribu ton dan luas panen 8,4 ribu hektar. Sumatera Utara berkontribusi sebesar 19,64% dengan produksi mencapai 141,45 ribu ton dan luas panen 5,71 ribu hektar. Jawa Barat berkontribusi sebesar 18,76% dengan produksi mencapai 135,12 ribu ton dan luas panen 6,54 ribu hektar.
Nilai ekspor wortel pada tahun 2021 mencapai US$ 27,94 ribu, turun sebesar 41,2% (US$ 19,58 ribu) dari tahun 2020. Nilai impor wortel pada tahun 2021 mencapai US$ 232,55 ribu, turun sebesar 42,22% (US$ 169,94 ribu).
Negara tujuan utama ekspor wortel adalah Singapura dengan nilai ekspor mencapai US$ 10,87 ribu (12,14 ton), Jepang dengan nilai ekspor mencapai US$ 5,51 ribu (4,6 ton), dan Malaysia dengan nilai ekspor mencapai US$ 5,01 ribu (13,1 ton). Negara asal utama impor wortel adalah Australia dengan nilai impor mencapai US$ 232,54 ribu (255,58 ton).