(Beritadaerah – Nasional) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan 6,7 juta unit rumah dalam Program Sejuta Rumah sejak 29 April 2015 sampai akhir 2021. Program ini dilaksanakan dalam menyediakan hunian layak bagi masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Rinciannya sebagai berikut, pada periode 2015-2019, telah dibangun 4,8 juta unit rumah, sedangkan periode 2020-2021 mencapai 1,9 juta unit rumah. Dengan demikian total capaian pembangunan rumah 2015 – 2021 sebanyak . Hingga tahun 2024 mendatang, ditargetkan akses rumah layak huni meningkat dari semula 56,7% di tahun 2020 menjadi 70% di tahun 2024.
Semangat Bung Hatta dalam mewujudkan perumahan rakyat menjadi tauladan bagi Kementerian PUPR dalam menjalankan tugas dan fungsinya, terlebih pada masa Pandemi Covid-19 seperti saat ini. Demikian yang dikatakan Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah saat acara webinar Jejak Pemikiran Bung Hatta “Pejuang sederhana dan Pemikir yang Visioner”, Sabtu (6/8).
“Semangat ini tentu semakin kita rasakan kebenarannya terutama saat pandemi seperti sekarang, dimana kebanyakan orang kini harus bekerja, belajar dan beribadah di rumah, maka kebutuhan akan rumah yang sehat, aman dan layak huni menjadi tumpuan dan memegang peranan penting. Karena hanya rumahlah yang menjadi tempat kita bernaung untuk melakukan isolasi atas deraan pandemi yang sedang kita hadapi,” kata Fatah yang dikutip laman PU, Senin (8/8).
Dalam mewujudkan apa yang telah dicita-citakan oleh Bung Hatta ini, Kementerian PUPR telah melakukan sejumlah langkah terkait penyediaan perumahan. Pada bidang pembiayaan, Kementerian PUPR terus menyalurkan bantuan subsidi bagi MBR di antaranya melalui bantuan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan di mana pada tahun 2022 ini ditargetkan tersalur untuk 200 ribu unit rumah.
Di segi konsep, desain dan teknologi, Kementerian PUPR juga terus mengembangkan hunian vertikal dengan konsep transit oriented development (TOD) untuk meningkatkan aksesibilitas antara tempat tinggal dan tempat kerja masyarakat. Kemudian pengembangan perumahan skala besar; pengembangan rumah instan sederhana sehat (RISHA), pengembangan rumah unggul sistem panel instan (RUSPIN) dan rumah modular lainnya.
Fatah juga menjelaskan untuk pembangunan rumah dengan waktu yang cepat kami menggunakan teknologi RISHA. Selain di Palu, belum lama ini Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan hunian tetap (huntap) di Lumajang bagi para korban letusan Gunung Semeru. Kementerian PUPR terus berkomitmen untuk menurunkan angka backlog serta menyediakan hunian layak dan sehat bagi masyarakat Indonesia, khususnya MBR.