(Beritadaerah – Nasional) Pameran Produk Makanan dan Minuman Tahun 2022 yang berlangsung dari tanggal 5 – 8 Juli 2022 di Plaza Pameran Industri, Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, menampilkam beragam produk dari para pelaku industri makanan dan minuman di tanah air. Sektor industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor penting yang menunjang kinerja industri pengolahan nonmigas. Menurut data BPS, pada triwulan I tahun 2022, industri mamin menyumbang lebih dari sepertiga atau sebesar 37,77 persen dari PDB industri pengolahan nonmigas.
“Peran dari sektor industri makanan dan minuman ini akan memberikan dampak signifikan terhadap industri pengolahan non migas maupun PDB nasional,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika yang dikutip laman Kemenperin, Rabu (6/7).
Dirjen Industri Agro mengemukakan, industri mamin tumbuh sebesar 3,75 persen pada triwulan I-2022 atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2021 yang mencapai 2,45 persen. Ditinjau dari sisi perdagangan internasional, ekspor produk mamin sampai triwulan I-2022 menembus USD10,92 miliar (termasuk minyak kelapa sawit), dan mengalami neraca perdagangan yang positif bila dibandingkan dengan impor produk mamin pada periode yang sama sebesar USD 3,92 miliar. Sektor ini mendapatkan prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0,
Sebagai upaya menekan dampak pandemi COVID-19, pemerintah telah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang bertujuan untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya selama pandemi COVID-19. Dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, diharapkan kinerja industri mamin yang sebelum pandemic mampu tumbuh sekitar 7 persen hingga 9 persen dapat kembali gemilang.
Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu menyebutkan, beberapa kebijakan PEN yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, antara lain pemberian Bea Masuk Ditanggung Pemerintah untuk beberapa komoditas bahan baku industri makanan dan minuman pada 2021. Tujuannya, untuk mendorong peningkatan utilitas dan daya saing industri terutama pada masa pandemi COVID-19.
Ditambahkan juga oleh Putu, pemerintah berupaya meredam tingginya tekanan inflasi global, terutama yang disebabkan oleh produk-produk mamin. Oleh karena itu, Kemenperin fokus menjalankan program pengoptimalan penggunaan produk dalam negeri dan substitusi impor, termasuk pada sektor pangan.
Salah satu komoditas yang dipacu oleh Kemenperin adalah pengembangan gula semut yang berbahan baku dari kelapa. Apalagi, Indonesia sebagai penghasil kelapa terbesar di dunia. Di samping itu, Kemenperin juga mendorong pengembangan industri gula berbasis tebu, khususnya di wilayah timur Indonesia seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).