(Photo: Infopublik)

Pembangunan Bendungan Bagong Trenggalek Terus Dipercepat

(Beritadaerah-Jakarta) Pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, digenjot PT Brantas Abipraya (Persero) agar bisa selesai tepat waktu dan mendukung irigasi kawasan itu.

“Bendungan itu bertujuan untuk memenuhi misi ketahanan pangan dan ketahanan air dalam Program Strategis Nasional Pemerintah,” ujar Direktur Utama Brantas Abipraya, Sugeng Rochadi, dalam keterangannya di Jakarta, seperti dikutip pada Kamis (1/2/2024).

Dirut Sugeng mengatakan, Bendungan Bagong ini merupakan bendungan multiguna yang berfungsi tak hanya sebagai sumber air baku, melainkan juga sebagai pengendali banjir, sumber daerah irigasi, sumber pembangkit listrik dan juga berpotensi menjadi destinasi baru pariwisata.

“Pembangunan bendungan ini merupakan upaya kami dalam memitigasi krisis air dan kekeringan yang terjadi pada climate change,” imbuhnya.

Selain bendungan, lanjut Sugeng Rochadi, Brantas Abipraya juga mengerjakan proyek-proyek embung dan jaringan irigasi di berbagai daerah.

“Brantas Abipraya akan terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan sektor infrastruktur, salah satunya dalam pembangunan sumber daya air. Melalui proyek Bendungan Bagong inipun juga merupakan wujud nyata sinergi positif Brantas Abipraya sebagai BUMN Karya dengan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat),” jelas dia.

Sementara itu, Direktur Operasi I Brantas Abipraya, Muhammad Toha Fauzi, mengaku optimitis pihaknya akan tuntaskan bendungan ini tepat waktu, agar masyarakat Trenggalek dan sekitarnya lekas dapat merasakan manfaatnya.

“Nantinya bendungan ini dapat meningkatkan Daerah Irigasi (DI) di Trenggalek seluas 867 hektare (ha),” kata Toha Fauzi.

Dia mengatakan, Bendungan Bagong didesain dengan tipe urugan zonal, dengan tinggi puncak inti tegak 82 meter (m) dan panjang 678 m.

Bendungan yang terletak di Desa Sumurup dan Sengon, berjarak 10 kilometer dari pusat kota Kabupaten Trenggalek ini mendapatkan sumber air yang berasal dari Sungai Bagong dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 39,95 kilometer persegi.

“Hal itu dikarenakan bendungan ini memiliki kapasitas tampung 17,40 juta meter kubik (m3), selain itu Bendungan Bagong ini juga berfungsi untuk mengurangi debit air Sungai Bagong sebesar 78,44 persen sekaligus DAS Bagong serta potensi pariwisata,” kata Direktur Toha menandaskan.