Meningkatkan Ekonomi Bengkulu Dan Lampung Pada Tahun 2021

(Beritadaerah – Sumatera) Pandemi telah membuat shifting perekonomian di Bengkulu dan Lampung, Kota Bengkulu dan Kota Bandar Lampung yang pada tahun 2016 berada pada kuadran I, yaitu kota dengan rapid growth region / high growth high income, bergeser menjadi kota dengan slow growth namun high income. Pada analisis yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2021 menjelaskan akan hal ini.

 

Provinsi Bengkulu

Pada tahun 2016 dan 2020, perekonomian di Provinsi Bengkulu didominasi oleh Kota Bengkulu, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Bengkulu Utara. Pada tahun 2020, ketiga kabupaten/kota ini memberikan kontribusi sebesar 56,49 persen terhadap total perekonomian Provinsi Bengkulu. Lapangan usaha yang memiliki pengaruh besar dalam struktur perekonomian Provinsi Bengkulu adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; serta Perdagangan Besar dan Eceran. Struktur perekonomian di Kota Bengkulu sangat dipengaruhi oleh aktivitas perdagangan. Aktivitas pertanian mendominasi struktur perekonomian di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Utara. Kabupaten Rejang Lebong lebih didominasi oleh pertanian tanaman hortikultura, sedangkan Kabupaten Bengkulu Utara lebih didominasi oleh aktivitas tanaman pangan.

Posisi Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Menurut PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan, 2016 dan 2020

Sumber : BPS 2021

Berdasarkan hasil analisis tipologi Klassen, hanya terdapat 1 kabupaten/kota dari total 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu yang tergolong ke dalam kelompok wilayah dengan laju pertumbuhan dan PDRB per kapita di atas Provinsi Bengkulu pada tahun 2016. Sementara itu, pada tahun 2020, jumlah kabupaten/kota yang tergolong ke dalam kelompok tersebut bertambah menjadi 2 kabupaten/kota. Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Rejang Lebong berpindah dari kelompok daerah pertumbuhan rendah dan PDRB per kapita rendah ke kelompok daerah pertumbuhan tinggi dan PDRB per kapita tinggi. Sementara itu, Kota Bengkulu justru berpindah ke kelompok daerah pertumbuhan rendah setelah mengalami kontraksi pertumbuhan pada tahun 2020 akibat pembatasan mobilitas dampak dari penanggulangan penyebaran pandemi COVID-19.

Provinsi Lampung

 

Pada tahun 2016 dan 2020, perekonomian di Provinsi Lampung didominasi oleh Kabupaten Lampung Tengah, Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Lampung Timur. Pada tahun 2020, keempat kabupaten/kota ini memberikan kontribusi sebesar 59,99 persen terhadap total perekonomian kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Lapangan usaha yang memiliki pengaruh besar dalam struktur perekonomian Provinsi Lampung adalah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; serta Industri Pengolahan. Struktur perekonomian di Kota Bandar Lampung sangat dipengaruhi oleh aktivitas industri pengolahan, khususnya industri makanan dan minuman. Sementara itu, struktur perekonomian baik di Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Selatan, maupun Kabupaten Lampung Timur, sangat dipengaruhi oleh aktivitas pertanian, terutama pertanian tanaman pangan.

Posisi Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Menurut PDRB per Kapita dan Laju Pertumbuhan, 2016 dan 2020

Sumber : BPS 2021

Berdasarkan hasil analisis tipologi Klassen, terdapat 4 kabupaten/kota di Provinsi Lampung yang tergolong ke dalam kelompok wilayah dengan laju pertumbuhan dan PDRB per kapita di atas Provinsi Lampung pada tahun 2016. Sementara itu, pada tahun 2020, jumlah kabupaten/kota yang tergolong ke dalam kelompok tersebut berkurang menjadi 3 kabupaten/kota. Kabupaten Mesuji berpindah ke kelompok daerah pertumbuhan tinggi, sedangkan Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung berpindah ke kelompok daerah pertumbuhan rendah. Pada tahun 2020, Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung mengalami kontraksi pertumbuhan terutama pada industri pengolahan dan perdagangan akibat pembatasan mobilitas yang dilakukan sebagai upaya penanggulangan penyebaran pandemi COVID-19.

Pada kedua provinsi ini terdapat pola yang sama dalam kondisi ekonomi regional yang pertumbuhannya melambat, karena terbatasnya mobilitas di perkotaan karena pandemi. Perkotaan pada masa pandemi menjadi daerah yang mengalami dampak covid 19 lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain. Strategi pemerintah melakukan pembatasan mobilitas sehingga aktifitas perekonomian berkurang. Kondisi ini mengakibatkan turunnya pendapatan daerah. Solusi dari hal ini adalah bagaimana para pelaku ekonomi memanfaatkan teknologi digital untuk tetap melangsungkan kegiatan ekonomi. Situasi ini diharapkan akan ada peningkatan pada tahun 2021 sejalan dengan pemulihan ekonomi Indonesia dan global.