(Wamen ESDM) Yuliot Tanjung melihat langsung perkembangan RDMP Balikpapan, didampingi oleh Komisaris Utama Pertamina, Mochamad Iriawan (Foto: Pertamina)

RDMP Balikpapan Perkuat Ketahanan Energi Nasional

(Beritadaerah – Nasional) Investasi Pertamina melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan di Kalimantan Timur dinilai menjadi salah satu pilar penting dalam memperkuat ketahanan energi nasional.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung menyatakan, proyek ini sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo dalam mewujudkan kemandirian energi sebagai bagian dari ketahanan nasional.

“Seluruh kegiatan ekonomi tidak mungkin berjalan tanpa ketersediaan energi,” ujar Yuliot melalui keterangan resmi, Kamis (20/11/2025).

Kilang Balikpapan nantinya memiliki kapasitas pengolahan hingga 360 ribu barel per hari, setara dengan sekitar 22–25 persen kebutuhan nasional. Peningkatan kapasitas ini diperkirakan mampu mengurangi impor minyak sebesar 10–15 persen, seiring tambahan kapasitas sekitar 100 ribu barel per hari dari kondisi sebelumnya.

Yuliot juga menekankan keunggulan Kilang Balikpapan dalam mengolah residu bernilai rendah menjadi produk petrokimia bernilai tinggi seperti propylene dan ethylene. Selama ini, kedua produk tersebut masih harus diimpor untuk kebutuhan industri dalam negeri.

“Dengan fasilitas ini, residu bisa diolah menjadi bahan baku industri petrokimia. Ini menjadi substitusi impor yang cukup signifikan,” jelasnya.

Dari sisi investasi, proyek RDMP Balikpapan menyerap dana sekitar US$ 7,4 miliar atau setara Rp126 triliun, yang merupakan salah satu investasi terbesar BUMN pada satu lokasi proyek strategis nasional.

Proyek ini dikelola oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui anak usahanya, PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), dengan tujuan meningkatkan kapasitas serta kompleksitas kilang agar mampu memproduksi bahan bakar berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, mengungkapkan bahwa salah satu milestone penting telah tercapai dengan pengoperasian awal unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex pada 10 November 2025. Unit ini merupakan jantung pengolahan untuk menghasilkan produk berstandar setara Euro V, sekaligus meningkatkan efisiensi dan nilai ekonomi kilang.

“Pengoperasian RFCC ini merupakan tonggak penting. Selain meningkatkan kualitas produk, unit ini juga memperbesar nilai tambah sumber daya alam dalam negeri,” ujar Taufik.

Ia menambahkan, peluncuran RFCC yang bertepatan dengan Hari Pahlawan 2025 menjadi simbol komitmen Pertamina dan KPI dalam mendukung pembangunan nasional yang berdaulat dan berkelanjutan.