Agus juga menekankan pentingnya peningkatan nilai tambah produk, daya saing ekspor, serta penguatan ekosistem inovasi dan kewirausahaan di sektor fesyen. “Kemenperin berkomitmen menghadirkan kebijakan yang mendukung pelaku industri, termasuk bantuan teknologi, pembiayaan, dan promosi produk di tingkat nasional maupun global,” ujarnya.
Agus juga menekankan pentingnya peningkatan nilai tambah produk, daya saing ekspor, serta penguatan ekosistem inovasi dan kewirausahaan di sektor fesyen. “Kemenperin berkomitmen menghadirkan kebijakan yang mendukung pelaku industri, termasuk bantuan teknologi, pembiayaan, dan promosi produk di tingkat nasional maupun global,” ujarnya.

Menperin Dorong Kolaborasi Lintas Sektor untuk Perkuat Industri Fesyen Nasional

(Beritadaerah – Jakarta) Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat daya saing dan keberlanjutan industri fesyen Indonesia. Menurutnya, industri fesyen memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu penopang utama perekonomian nasional.

“Dengan rantai nilai yang panjang dari hulu ke hilir, sektor ini perlu diperkuat melalui kerja sama antara berbagai pihak — mulai dari desainer, pelaku IKM, akademisi, lembaga pembiayaan, hingga pemerintah,” ujar Agus di Jakarta, Kamis (23/10).

Menperin menjelaskan, industri fesyen yang berkaitan erat dengan sektor tekstil dan pakaian jadi menjadi salah satu andalan ekonomi nasional. Pada tahun 2024, ekspor produk tekstil dan pakaian jadi tercatat mencapai USD 11,96 miliar, naik 2,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Peningkatan ini menunjukkan bahwa produk fesyen Indonesia semakin kompetitif di pasar global. Masih ada peluang besar untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional,” tambahnya.

Agus juga menekankan pentingnya peningkatan nilai tambah produk, daya saing ekspor, serta penguatan ekosistem inovasi dan kewirausahaan di sektor fesyen. “Kemenperin berkomitmen menghadirkan kebijakan yang mendukung pelaku industri, termasuk bantuan teknologi, pembiayaan, dan promosi produk di tingkat nasional maupun global,” ujarnya.

Hadirnya BPIFK sebagai Pusat Pengembangan Fesyen dan Kriya

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menyampaikan bahwa Kemenperin telah membentuk Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) di Bali pada 2024. Lembaga ini berperan sebagai penghubung berbagai pemangku kepentingan dalam pengembangan industri fesyen dan kriya nasional.

BPIFK mengusung konsep 3C: Create, Connect, dan Catalyze.
  • Create: wadah untuk belajar dan meningkatkan keterampilan pelaku industri agar produknya lebih kompetitif.
  • Connect: menjembatani pelaku IKM dengan ekosistem industri yang lebih luas.
  • Catalyze: mempercepat pelaku usaha agar bisa naik kelas.

“Seluruh rantai nilai industri fesyen — mulai dari bahan baku, desain, produksi, branding, hingga pemasaran — perlu diperkuat melalui kolaborasi dan dukungan lembaga pendidikan, riset, pembiayaan, sertifikasi, serta logistik,” jelas Reni.

Program Dukungan bagi IKM

Reni juga memaparkan program Restrukturisasi Mesin/Peralatan, yang memberikan penggantian sebagian biaya pembelian mesin hingga 40 persen untuk produk dalam negeri dan 25 persen untuk produk luar negeri, dengan nilai bantuan antara Rp10 juta hingga Rp500 juta per perusahaan per tahun.

“Program ini diatur dalam Permenperin Nomor 9 Tahun 2022 dan bertujuan meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi IKM. Dengan mesin baru, kualitas dan daya saing produk fesyen nasional akan semakin meningkat,” ujarnya.

Kepala BPIFK Bali, Dickie Sulistya, menambahkan bahwa pengajuan program dilakukan secara daring melalui portal SIINas, mencakup proses verifikasi dokumen, survei lapangan, hingga penetapan hasil. Penerima bantuan wajib melaporkan perkembangan usahanya setiap tahun selama tiga tahun berturut-turut.

Bali Fashion Network 2025 Jadi Ajang Kolaborasi

Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, menilai kegiatan Bali Fashion Network 2025 sebagai contoh nyata kolaborasi lintas pemangku kepentingan.

“Ajang ini bukan hanya pameran karya, tetapi juga wadah untuk memperluas jejaring usaha, meningkatkan kapasitas bisnis, dan memperkuat rantai pasok industri fesyen nasional,” ujarnya.