(Beritadaerah – Rembang) Desa Meteseh di Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, menjadi salah satu contoh sukses dalam pengelolaan sampah berbasis inovasi lokal. Lewat alat pengolah sampah bernama Insana (Inseminator Sampah Sederhana), desa ini mampu mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari sampah rumah tangga.
Alat Sederhana, Dampak Luar Biasa
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Meteseh, Suko Siswanto, menjelaskan bahwa Insana berbentuk seperti tungku dengan dua lubang:
- Lubang atas untuk memasukkan sampah
- Lubang bawah untuk mengambil sisa pembakaran
Meskipun menggunakan sistem pembakaran, asap yang dihasilkan sangat sedikit, sehingga lebih ramah lingkungan dibanding pembakaran sampah secara terbuka.
“Sebelumnya warga sering buang sampah ke sungai. Sejak ada alat ini, kebiasaan itu mulai berubah,” ujar Suko saat ditemui, Senin (13/10).
Berawal dari Banjir, Kini Jadi Program Desa
Alat ini awalnya dibuat oleh warga secara pribadi usai banjir besar tahun 2022. Karena terbukti efektif, pada tahun 2024, Pemerintah Desa Meteseh mulai mengembangkan versi kapasitas besar. Melalui Dana Desa tahun 2025, alat ini direalisasikan dengan anggaran sekitar Rp15 juta dan sudah digunakan warga sejak awal tahun.
Partisipasi Warga dan Sistem Iuran
Saat ini, 151 Kepala Keluarga (KK) ikut memanfaatkan Insana. Setiap KK mendapat keranjang sampah yang akan diambil petugas setiap tiga hari sekali.
Warga dikenai iuran Rp20 ribu per bulan, dan jika butuh keranjang tambahan, cukup menambah Rp10 ribu.
“Satu keluarga bisa punya dua keranjang. Petugas ambil rutin, dan kami gunakan sistem pilah sebelum dibakar,” jelas Suko.
Sampah yang masih memiliki nilai jual akan dipisahkan terlebih dahulu untuk menambah kas operasional, seperti membeli minuman bagi petugas. Sementara sampah yang tak bernilai langsung dibakar—baik yang basah maupun kering.
Abu Sampah Dimanfaatkan Lagi
Sisa pembakaran berupa abu tidak dibuang begitu saja. Saat ini digunakan untuk menutup lahan kosong, dan ke depan direncanakan akan diolah oleh Karang Taruna menjadi paving block.
“Kami punya tiga embung (waduk kecil). Nanti salah satu akan dibuat jalur jogging pakai paving block dari abu Insana,” kata Suko.
Menginspirasi Desa Lain
Keberhasilan Desa Meteseh menarik perhatian desa-desa lain. Perwakilan dari Desa Gandrirejo, Kecamatan Sedan hingga dari Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo telah berkunjung untuk belajar langsung.
“Karena saya tidak bisa jauh dari rumah, kami buat video tutorial miniatur Insana dan unggah ke YouTube sebagai panduan,” terang Suko.
Harapan untuk Kabupaten Rembang
Suko berharap inovasi ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah.
“Kalau semua desa bisa kelola sampah dengan baik, sungai akan bersih, lingkungan sehat, dan masyarakat pun makin sejahtera,” pungkasnya.