(Beritadaerah-Jakarta) Industri pariwisata nasional menunjukkan geliat positif sepanjang triwulan pertama 2025. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata (Kemenpar), jumlah perjalanan wisatawan nusantara meningkat 12,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu — sebuah indikasi bahwa sektor ini mulai bangkit dengan kuat.
Total perjalanan domestik sepanjang Januari hingga Maret 2025 tercatat mencapai 282,41 juta perjalanan, dengan lonjakan tertinggi terjadi pada Maret sebesar 88,91 juta perjalanan, atau naik 12,61 persen secara tahunan.
“Peningkatan jumlah wisatawan dalam negeri adalah indikator nyata bahwa pasar domestik menjadi pilar utama kebangkitan pariwisata nasional,” ujar Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam pemaparan Laporan Kinerja Kemenpar pada Rabu (28/5/2025).
Sementara itu, kunjungan wisatawan mancanegara juga menunjukkan pertumbuhan, yakni 7,83 persen atau sekitar 2,74 juta kunjungan. Namun demikian, Kemenpar menilai kontribusi wisatawan lokal saat ini lebih strategis dalam menjaga stabilitas sektor pariwisata.
Kemenpar menggarisbawahi bahwa pertumbuhan ini tak lepas dari berbagai inisiatif, salah satunya Gerakan Wisata Bersih Indonesia, yang telah membersihkan delapan kawasan wisata dan mengumpulkan 18,1 ton sampah dengan dukungan 5.600 relawan.
“Lingkungan wisata yang bersih dan tertata memberikan kenyamanan dan meningkatkan minat berlibur masyarakat di dalam negeri,” jelas Widiyanti.
Dalam hal pemberdayaan desa wisata, Kemenpar berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan meluncurkan Koperasi Merah Putih di 17 desa wisata percontohan. Program ini akan diperluas ke 291 desa wisata unggulan untuk memperkuat ekonomi lokal dan menjadikan desa wisata sebagai magnet baru bagi pelancong.
Untuk memperkuat daya tarik, Kemenpar juga menyelenggarakan berbagai acara budaya dalam Karisma Event Nusantara (KEN), yang mengangkat kekayaan intelektual lokal. Hingga kini, tercatat sudah 8 kegiatan besar digelar, menarik 1,44 juta pengunjung dengan perputaran ekonomi mencapai Rp101,79 miliar.
Di kancah internasional, partisipasi Indonesia dalam Arabian Travel Market (ATM) Dubai berhasil membukukan potensi devisa sebesar Rp1,42 triliun, memperluas eksposur pariwisata Tanah Air ke pasar Timur Tengah.
Meski tren positif, Kemenpar tetap waspada terhadap tantangan, seperti penurunan tingkat hunian hotel sebesar 3,55 persen akibat penyesuaian anggaran pemerintah. “Kami sedang mengembangkan strategi promosi baru dan mendorong percepatan realisasi belanja untuk mendukung sektor akomodasi,” ujar Widiyanti.
Ke depan, arah kebijakan Kemenpar akan difokuskan pada pengembangan pariwisata berkelanjutan, membuka potensi destinasi baru di luar Pulau Jawa, serta memperkuat kolaborasi antar sektor demi pertumbuhan yang inklusif dan merata.
“Pariwisata bukan sekadar statistik kunjungan, tapi juga alat untuk menjaga warisan budaya dan mendorong kesejahteraan masyarakat lokal,” tutup Menteri Widiyanti.