(Beritadaerah-Kolom) Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data statistik e-commerce tahun 2023. Dalam publikasi tersebut jumlah usaha e-commerce di Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan sebanyak 3.816.750 usaha; Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2022 sebesar 27,40 persen. Untuk nilai transaksi e-commerce mencapai Rp 1.100,87 triliun. Hasil survei beberapa tahun yang lalu menunjukkan jumlah usaha e-commerce di Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 2.868.178 usaha. Sementara itu di tahun sebelumnya yaitu tahun 2020, usaha e-commerce di Indonesia sebanyak 2.361.423 usaha.
Tahun 2023, Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang paling banyak memiliki usaha e-commerce sebanyak 818,08 ribu usaha. Jumlah ini paling banyak dibandingkan provinsi lainnya seperti Provinsi Jawa Timur 698.868 usaha (18,31 persen). Selanjutnya yakni Provinsi Jawa Tengah 674.016 usaha (17,66 persen), Provinsi DKI Jakarta 343.115 usaha (8,99 persen), Provinsi DI Yogyakarta 193.849 usaha (5,08 persen), dan Provinsi Banten 136.205 usaha (3,57 persen). Sementara 24,96 persen jumlah usaha e-commerce tersebar pada provinsi-provinsi di luar Pulau Jawa, yaitu di Pulau Sumatera 12,83 persen, Sulawesi 4,15 persen, Kalimantan 3,92 persen, Bali dan Nusa Tenggara 3,65 persen, dan Maluku & Papua hanya 0,41 persen.
Pada tahun 2024 juga, sebuah lembaga riset e-commerce dari Jerman (ECDB) dalam jurnalnya memproyeksikan Indonesia menjadi negara dengan proyeksi pertumbuhan e-commerce tertinggi di dunia pada 2024. Tingkat pertumbuhannya menyentuh 30,5%, proyeksi itu lebih tinggi hampir tiga kali lipat dari rata-rata global yang sebesar 10,4%. Prediksi pertumbuhan e-commerce tertinggi kedua global ditempati oleh Meksiko yang mencapai 26,8%. Ketiga adalah Thailand dengan tingkat pertumbuhan 22,9%.
ECDB juga mengkalkulasikan, total penjualan ritel online dari 150 negara yang diteliti mencapai hampir US$2,2 triliun pada 2023. Pasar e-commerce global dirajai oleh China dengan pendapatan diperkirakan sebesar US$2,17 triliun pada 2023.
Tren Belanja Online di Indonesia
Dari data yang disampaikan ini terlihat bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki pertumbuhan e-commerce terbesar di dunia. Tren belanja online dan melalui e-commerce di Indonesia setiap tahunnya mengalami kenaikan. Hal yang apa yang menjadi penyebab kenaikan tersebut dalam beberapa tahun terakhir ada beberapa faktor utama. Pertama, adanya perubahan sementara belanja konvensional kepada online saat pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020. Selama pandemi terjadi, banyak masyarakat beralih ke belanja online untuk menghindari kerumunan, dan pembatasan aktivitas keluar. Kebiasaan ini membuat masyarakat cenderung bertahan setelah situasi membaik pasca pandemi, dengan bertransaksi secara belanja online.
Kedua, secara tidak langsung pandemi yang terjadi telah merubah perilaku konsumen. Belanja melalui online semakin nyaman, terlebih banyaknya tawaran dan pilihan, dibandingkan dengan belanja di toko fisik. Banyak masyarakat saat ini lebih memilih belanja online untuk menghemat waktu dan biaya, terutama di tengah kesibukan sehari-hari.
Sedangkan yang ketiga, akses internet yang sudah merata di seluruh wilayah Indonesia khususnya sampai kecamatan dan desa sudah sebagian. Pada tahun 2024, lebih dari 221 juta penduduk Indonesia telah menggunakan internet. Jumlah itu sekitar 79,5% dari total populasi penduduk Indonesia. Peningkatan penetrasi internet di Indonesia oleh pemerintah masuk ke perkotaan dan daerah 3T(tertinggal, terdepan, dan terluar). Kondisi ini yang memungkinkan lebih banyak orang untuk mengakses platform belanja online.Harga smartphone yang murah dan pembayaran dapat dilakukan melalui skema kredit atau cicilan menyebabkan tingkat penggunaan smartphone di Indonesia meningkat. Kondisi ini juga memudahkan konsumen untuk berbelanja kapan saja dan di mana saja.
Keempat, gencarnya penawaran khusus yang dilakukan oleh platform e-commerce dengan menawarkan diskon besar-besaran, promo harbolnas (hari belanja online nasional), cashback yang menarik perhatian konsumen, program reward/loyalitas, skema cicilan tanpa bunga dan keuntungan tambahan bagi konsumen setia dan lainnya, ikut mendorong kenaikan belanja secara online.
Faktor kelima, peningkatan keamanan dalam bertransaksi sehingga masyarakat merasa aman. Disamping itu masyarakat mendapatkan kemudahan pilihan metode pembayaran termasuk transfer bank, kartu kredit, cicilan, pay later dan dompet digital.
Keenam, saat ini masifnya platform e-commerce yang memasarkan produknya melalui media sosial dan influencer. Dengan pemasaran yang jelas dan sesuai target dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas dan meningkatkan kesadaran akan produk.
Terakhir, belanja online dan e-commerce menawarkan bagi konsumen berbagai produk dari berbagai kategori, seringkali lebih banyak daripada yang tersedia di toko fisik. Platform e-commerce juga terus bersaing dalam hal inovasi, promosi, dan pengalaman pengguna untuk menarik lebih banyak konsumen. Masyarakat dapat kemudahan membandingkan harga dari berbagai penjual, sehingga mendapatkan penawaran terbaik.
Kemajuan teknologi, promosi yang menarik, dukungan infrastruktur oleh pemerintah dengan memberikan akses internet yang merata di Indonesia telah merubah perilaku konsumen. Hal ini telah berkontribusi signifikan terhadap peningkatan belanja online di Indonesia. Kedepan, tren ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan perkembangan lebih lanjut dalam teknologi dan perubahan kebutuhan konsumen. Momentum ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha baik UMKM dan juga korporasi.