(Beritadaerah-Jakarta) Sejak pertama kali diluncurkan, layanan Kereta Cepat Whoosh berhasil menarik perhatian masyarakat untuk memanfaatkan teknologi digital dalam proses pembelian tiket.
Dari total 6,06 juta tiket yang terjual sepanjang tahun 2024, sekitar 83 persen atau 5 juta tiket dibeli melalui platform online. Sisanya, sebesar 17 persen atau sekitar 1 juta tiket, dibeli langsung melalui loket di stasiun.
Di antara kanal online, aplikasi Whoosh menjadi pilihan utama dengan menyumbang penjualan sebanyak 2,5 juta tiket atau 42 persen dari total transaksi. Posisi berikutnya ditempati oleh kanal mitra penjualan dengan 1,7 juta tiket, website ticket.kcic.co.id dengan 541 ribu tiket, serta Ticket Vending Machine (TVM) yang melayani 190 ribu tiket.
General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, mengungkapkan apresiasinya atas kepercayaan masyarakat terhadap sistem digital untuk pembelian tiket.
“Dengan pembelian secara online, penumpang dapat membeli tiket kapan saja dan di mana saja tanpa perlu antre di stasiun. Selain itu, metode pembayaran yang beragam seperti virtual account, e-wallet, hingga kartu kredit semakin memudahkan proses transaksi,” jelas Eva pada Sabtu (11/1/2025).
Kemudahan lain dari pembelian tiket melalui aplikasi Whoosh adalah fasilitas pembatalan tiket atau perubahan jadwal yang dapat dilakukan secara online hingga dua jam sebelum jadwal keberangkatan. Dana pembatalan tiket pun dikembalikan pada hari yang sama.
Teknologi Digital Dorong Efisiensi dan Keberlanjutan
Eva juga menambahkan bahwa penerapan teknologi QR code untuk tiket digital menjadikan layanan Whoosh lebih ramah lingkungan. Penumpang tidak perlu mencetak tiket fisik, sehingga mengurangi penggunaan kertas sekaligus meminimalkan risiko kehilangan tiket, karena tiket tersimpan langsung di perangkat penumpang.
“Pemanfaatan teknologi digital melalui Whoosh mencerminkan perubahan pola konsumsi masyarakat di era modern. Inovasi ini sekaligus menunjukkan komitmen KCIC untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan mendukung keberlanjutan lingkungan,” tutup Eva.