Penerapan Teknologi Pada Sektor Pertanian di Indonesia

(Beritadaerah-Kolom) Mobil Tesla menjadi salah satu merek mobil listrik yang paling terkenal di dunia maupun di Indonesia. Siapa tidak kenal dengan mobil Tesla? Produk mobil Amerika Serikat ini telah menguasai pasar mobil listrik dunia. Meskipun pengguna atau pemilik mobil listrik ini masih sedikit di Indonesia, namun merek mobil Tesla cukup dikenal dan banyak yang mengincarnya. Harganya yang mahal dibandingkan dengan mobil berbahan bakar fosil tidak menjadi masalah bagi konsumen yang memiliki kemampuan membeli.

Mobil ini bukan saja menawarkan ramah lingkungan dan penggunaan energi listrik sebagai penggerak tetapi ada beberapa keunggulan, salah satunya teknologi swakemudi. Kamera yang dipasang pada mobil dan penerapan teknologi AI (Artificial Intelleigence) atau kecerdasan buatan membuat mobil ini dapat berjalan sendiri. Teknologi AI ini yang memberi dampak pada kehidupan manusia sehingga hadir teknologi mobil swakemudi, robotika, dan lainnya.

Penerapan teknologi AI mampu memberikan banyak manfaat dan diprediksi akan terus meningkat seperti pada sektor pertanian. Saat ini sebuah perusahaan di Amerika Serikat, telah mengembangkan teknologi swakemudi di pertanian. Sektor pertanian di Amerika Serikat telah menggunakan traktor swakemudi, dimana traktor ini dapat beroperasi selama 24 jam atau sesuai dengan waktu yang diinginkan. Petani cukup mengontrol dari jauh dan tidak perlu ke sawah. Aktivitas bercocok tanam di sawah atau ladang dapat dijalankan tanpa berhenti, sekalipun tenaga kerja tidak ada. Hal ini akan membuat produkvitas petani jadi meningkat.

Traktor swakemudi ini dilengkapi beberapa kamera yang dapat memantau kondisi lahan atau ladang setiap waktu, cukup dengan beberapa sentuhan di aplikasi handphone atau notebook, seorang petani mengontrol traktornya. Petani juga dapat melakukan monitoring kondisi lahannya secara real time dan tanpa harus ada fisiknya di ladang.

Selain mengolah tanah, traktor swakemudi ini dapat menanam benih dengan jarak yang tepat dan presisi. Jarak antar benih yang ditanam dapat ditentukan sesuai keinginan petani. Dengan penggunaan alat traktor ini maka lahan yang akan ditanami benih akan maksimal sesuai rancangan petani. Manfaat lain yang didapat petani yaitu penghematan dana operasional, menghemat waktu dan lainnya.

Teknologi Pertanian di Indonesia

Penerapan teknologi pertanian seperti traktor swakemudi di Indonesia sangat tepat dan dapat meningkatkan produktivitas. Beberapa tahun kedepan, sepertinya kita sudah tidak asing lagi melihat penggunaan mobil traktor di sawah berjalan sendiri tanpa ada pengemudinya.

Saat ini beberapa daerah juga telah melakukan penerapan teknologi pertanian seperti Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bulukumba. Desa Sumber Sari, Ciparay di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, telah melakukan pemupukan pada lahan sawah dengan lebih efesien dan cepat karena menggunakan teknologi drone. Drone merupakan pesawat nirawak yang terbang dan dikendalikan oleh seorang operator. Pesawat nirawak ini saat terbang melakukan penyiraman pupuk cair pada tanaman padi dibawahnya secara bolak balik sesuai keinginan operator atau berdasarkan lokasi yang diinginkan dengan tepat dan dosis yang terukur.

Kabupaten Bulukumba di Sulawesi Selatan juga telah menerapkan teknologi dalam irigasi pertanian. Alat ini mampu mengatur dan mengontrol pemberian air di sawah, sehingga petani tidak lagi mengalami kesulitan. Sistem kontrol otomatis dipasang di sawah, dan dilengkapi sensor. Nantinya alat ini memberikan informasi secara real time ketinggian level air di sawah.

Kedepan akan ada banyak lagi teknologi yang digunakan pada industri pertanian di Indonesia. Ini merupakan suatu peluang yang baik bagi investor untuk mengembangkan teknologi pertanian swakemudi dan lainnya dapat diterapkan di Indonesia, sehingga memberikan dampak yang positf bagi petani. Sampai saat ini masih banyak petani dan sentra produksi pertanian di Indonesia menggunakan cara tradisional dalam bercocok tanam. Dengan penerapan teknologi pertanian maka produktivitas dapat meningkat, biaya operasional yang dikeluarkan petani dapat menurun, ada penghematan waktu dan manfaat lainnya.